Sabtu, 24 Maret 2012

Geopolitik, Geoekonomi, Geokultur


Kronologi Hubungan AS – Rusia Oktober – Desember 2002
·         1-2 Oktober 2002 : Pertemuan yang membahas menganai kerjasama energy AS – Rusia. Pertemuan ini mendatangkan sekretaris AS Donald Evans dan Sekretaris Energi Spencer Abraham, lalu dari Rusia ada menteri energy yaitu Igor Yusufov dan menteri perdagangan German Gref, pemimpin eksekutif minyak Mikhail Khodorvsky dan Presiden direktur Tyumen Oil Company yaitu Semen Kukes.
·         1 Oktober 2002 : Deputi menteri luar negeri, stafnya dan kepala departemen energy nuklir membahas pertemusn dalam hubungan internasional memandang Strategi Perjanjian Pengurangan Senjata ( START II) sebagai strategi baru persahabatan dan kerjasama antara AS dan Rusia.

Geopolitik, Geoekonomi, Geokultur


Tugas Critical Review : Straits, Passages and Chokepoint : A Maritime Geostrategy of Petroleum Distribution

SUMMARY :

Minyak menjadi komoditas dan sumber energi utama yang diincar negara – negara di dunia. Pada akhir abad ini menjadi tujuan konfrontasi geopolitik untuk akses, control dan distribusi. Hubungan mitra dagang utama antara negara industri yang sangat membutuhkan  minyak dengan negara produksi. Sirkulasi geografi minyak baru memaksa untuk berkompetisi melalui hubungan distribusi, kemanan mereka dan dapat dipercaya. Carter Doctrine mengindikasikan keberadaan AS di Teluk Persia selama kurang lebih 50 tahun sekaligus sebagai perlawanan terhadap Rusia. Digunakan sebanyak dua kali, pertama pada saat Perang Teluk I 1990 dan Perang Teluk II 2003. Pertama untuk mengurangi aktivitas Irak dalam menguasai lading minyak yang dapat mempengaruhi situasi ekonomi dan politik. Kedua, ada tujuan tersembunyi untuk memastikan stabilitas wilayah Teluk Persia dan kesediaan minyak. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kebijakan tersebut datangnya dari pengaruh ekonomi dan politik yang kuat.

MNC dan Politik dunia


THE CASE FOR FOREIGN DIRECT INVESTMENT AND MULTINATIONAL COMPANY

            Pada chapter 12, Cohen menyatakan bahwa MNC dapat menjadi sebuah keuntungan bagi host country. Keuntungan yang didapat antara lain mendorong nilai ekspor. Nilai ekspor yang tinggi membuat negara tergerak lebih maju dan membuat nilai tukar uang mereka terhadap mata uang asing meningkat dari biasanya karena nilai ekspor mereka yang juga tinggi. Selain itu, MNC tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari SDM dan SDA host country. MNC dapat menangani masalah pengangguran di host country karena tenaga kerjanya terserap oleh MNC. MNC juga membuat transfer tehnologi di host country dengan cara lebih meningkatkan produktivitas SDA di host country dengan cara memberikan tehnologi tinggi dalam pengolahan SDA. Itu adalah pendapat dari para pendukung MNC.
            Pada chapter 13, Cohen menuliskan bahwa MNC akan menjadi beban tersendiri bagi host country. Salah satunya dengan adanya “race to the bottom”, dimana host country semakin merendahkan kemampuan mereka agar MNC semakin banyak tertanan di negara mereka. Host country melakukannya dengan cara merendahkan nilai pajak bagi MNC, mempermudah proses administrasi, pemenuhan sumber daya alam yang terjangkau dan yang tak kalah penting penekanan upah buruh di host country yang semakin membuat MNC dan FDI tertarik untuk menanamkan modal ke host country. Hal ini mengindikasikan betapa tergantungnya host country pada MNC. Argument inilah yang mendasari banyak host country bergantung pada MNC dan menyebabkan penolakannya terhadap MNC.
            Kesimpulanya adalah pada chapter 12 dan 13 terletak pada dilemma perdebatan antara pendukung dan penolak MNC ditinjau dari baik buruknya MNC didirikan di suatu host country. Masing – masing chapter memandang MNC dari sisi positif dan negatof melalui perspektif host country.

MNC dan Politik dunia


RETNO SAWITRI (0911240081)
                                                        MNC dan POLITIK DUNIA

Meningkatkan Power Negara untuk Mempertahankan Kedaulatan

MNC dapat mengganggu kedaulatan negara? Jawabannya ada terletak pada host country itu sendiri. Potensi power yang dimiliki sebuah host country tapi belum bisa dikeluarkan dengan baik :
1.       Level keahlian host country
2.       derajat kompetisi di antara multinational company
3.      Ekonomi yang tidak menentu di host country
4.       tipe FDI yang ditanam di host country
Ancaman MNC terhadap kedaulatan negara dapat terjadi karena power national state terganti karena adanya actor – aktot international yang mengambil alih peran negara seperti MNC yang mengekspansi host country. Kedaulatan apakah akan terus berlangsung atau bertahan dan justru berhenti itu tergantung dari power yang dimiliki host country. Disini ada dua power yaitu potential power dan actual power. Potential power dimana potensi suatu negara tersebut sudah ada dan tidak perlu diusahakan lagi. Sedangkan actual power adalah power yang tengah diusahakan oleh pemerintah. Akan tetapi sebelum host country dapat meningkatkan kedua power ini maka, Pemerintah host country harus lebih dulu meningkatkan kemampuan nasionalnya seperti dalam bidang administrasi, perpajakan, peraturan yang mengatur MNC. Jika host country dapat meningkatkan kemampuan ini, maka dia juga bisa mengontrol dan mengatur MNC yang berada di wilayahnya, selain itu nilai kemampuan yang tinggi juga menjadi nilai jual tersendiri bagi host country sekaligus mengurangi ketergantungan pada MNC yang bisa membuat kedaulatan negaranya berkurang.

MNC dan Politik dunia

REVIEW : a better approach to understanding foreign direct investment and multinational corporations
MNC semakin berkembang di negara berkembang sehingga makin memperbesar power dari penguasa yang berada di ajajaran tertinggi di MNC tersebut. Akan tetapi hal ini, justru malah berlawanan dengan pekerja yaitu buruh yang semakin tidak memiliki power dan semakin tertekan dengan minimnya upah buruh dan manipisnya posisi kekuasaan mereka dalam perusahaan MNC. MNC banyak membawa pro dan kontra dengan perlunya peran pemerintah untuk mengkounter kebijakan agar menguntungkan pihak perusahaan MNC dan pekerja local termasuk pemerintah daerah yang menjadi basis tempat perusahaan MNC. MNC sebagai perpanjangan tangan dari pusat MNC di negara tersebut. Yang menarik adalah negara berkembang justru berusaha untuk mempromosikan kelebihannya agar MNC mau menanmkan modalnya di negara tersebut sebagai usaha perluasan pasar MNC. MNC sebagai actor non state yang paling berpengaruh di politik internasional. MNC memiliki dua tujuan utama yaitu memperluas pasar dan ekonomi selanjutnya untuk merektrurisasi dan memperluas perusahaan. Sehingga MNC tidak mungkin dapat berhenti selain itu MNC juga membuat pasar oligopoly yang membuat negara berkembang bergantung akan kebutuhan primer dari usaha yang dihasilkan oleh perusahaan MNC. Janji MNC untuk mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan penduduk local tempat MNC berdiri juga hanya isapan jempol beleka. Karena kenyataannya mereka sama sekali tidak sejastera dan justru semakin miskin dengan menipisnya pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan harga jual benda atau jasa yang dihasilkan perusahaan MNC. Oleh karena itu, perlunya keseimbangan kebijakan yang menguntungkan antara perusahaan MNC dan pihak local yang selama ini didominasi oleh perusahaan MNC saja.


Rabu, 07 Maret 2012


 Critical review : The End Of History by Francois Fukuyama

Summary:
            Sejak berakhirnya perang dingin, dimana ideology liberal memenangkan perang ini. Sementara lawannya ideology sosialis komunis kalah. Kapitalis Barat dan demokrasi liberal telah mengatasi empat tantangan utama dominasi mereka di abad 20 yaitu absolutisme , bolshevisme , fasisme , dan komunisme . Fukuyama menggunakan frase "akhir sejarah" untuk menggambarkan akhir manusia "evolusi ideologis," yaitu, pencarian untuk pemerintah yang optimal dan sistem ekonomi. Dia berpendapat bahwa demokrasi liberal Barat pada akhirnya akan diterima di sebagian besar negara di dunia. Pada artikelnya "liberal" mengacu bukan egalitarianisme, environmentalisme, dan sosial progresivisme istilah ini dikenal di Amerika Serikat, tetapi untuk merasakan sebagai "berkaitan dengan kabebasan“. Bahkan, negara yang dulunya memakai paham ideology komunis pada akhirnya terpecah – pecah dan akhirnya berganti menjadi ideology liberal. Kita bisa melihat televise berwarna dengan siaran luar negeri menghiasi pertelevisian, restoran dan toko pakaian berlabel barat terpapar, music Beethoven masuk ke negara Jepang dan music rock masuk ke wilayah Praha, Rangon dan Teheran. Mereka semua dalah negara – negara bekas rezim komunis. Jadi pada akhir perang dingin bukas seperti akhir perang tetapi menjadi titik akhir evolusi ideology manusia dan sebagai titik akhir dari sejarah yang menghasilkan ideology universal yaitu demokrasi liberal barat sebagai bentuk pemerintahan dunia. Tapi ini berlawanan dengan propaganda karl Marxis dimana bahwa arah sejarah sebenarnya ditentukan oleh kekuatan pembangunan dan akan berakhir hanya dengan KOMUNIS.

Mengenai Saya

Foto saya
International Relations University of Brawijaya Malang

Blogroll