Interaksi
yang dijalin oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia pasca perang dingin merupakan
sebuah interaksi yang didasarkan kepada kerja sama, karena pasca kekalahnnya
dalam perang dingin, internal Rusia mengalami kondisi politik yang tidak stabil
dan terdapat ketidakpastian. Sedangkan AS sebagai pemenang perang perlu
merumuskan kebijakan yang mampu memberikan pengaruh kepada internal
kepemimpinan politik di Rusia. Interaksi yang terjalin menjadi sebuah kemampuan
kedua belah pihak untuk mencegah krisis yang serius dalam hubungan bilateral,
meskipun selalu terdapat potensi bahaya dan risiko yang mengancam hubungan
kedua negara. Sehingga, hubungan AS – Rusia dapat kita katakan dinamis, karena
masih terdapat konflik-konflik baru yang melibatkan intervensi dari kedua
negara, konflik yang ada menjadi instrumen bagi kedua negara ini untuk
mempertahankan posisinya, namun dalam beberapa aspek lainnya, AS – Rusia juga
menjalin kerja sama.
Dalam beberapa dekade tahun
terakhir ini, hubungan AS-Rusia mereka disibukkan oleh permasalahan
internasional masing-masing. Rusia disibukkan oleh hubungannya dengan
negara-negara CIS dan AS fokus pada permasalahan yang berada di tempat-tempat
seperti Bosnia, Timur Tengah dan China, kedua negara memiliki agenda kebijakan
luar negeri yang berbeda.[1]
Dalam National Security Strategy (NSS)
AS, dijelaskan juga mengenai kemajuan perdamaian, keamanan, dan peluang AS
untuk menjalin interkasi dengan negara-negara di Timur Tengah. AS memiliki
kepentingan di timur tengah dengan menjalin
hubungan kerja sama dengan negara-negara Israel, Arab Saudi yang menjadi
mitra utamanya. Selain itu adanya invasi AS ke Iraq juga menjadi fokus penting
AS dalam menciptakan imagenya di dunia internasional. Bahkan adanya revolusi di
timur tengah saat ini menjadi salah satu fokus bagi AS untuk ikut intervensi
dalam penyelesaian permasalahan timur. Di dalam NSS juga terdapat aspek yang
fokus dalam permasalahan mengenai pembongkaran dan penentangan terhadap
Al-Qaeda dan Afiliasi Ekstrimis di Afghanistan, Pakistan, dan Dunia.
Namun, hubungan keduanya juga
tidak bisa dikatakan vacum, karena mulai ada kecenderungan bahwa kedua negara
saat ini memulai sebuah fase yang kita namakan
new cold war. New Cold War termasuk cerminan dinamika
hubungan AS dan Rusia saat ini. New Cold
War dapat kita temui dalam konflik yang terjadi di Ossetia Selatan dan
Georgia.
Konflik di kawasan Kaukasus
melibatkan dua negara pecahan Uni Soviet, Rusia dan Georgia, menyusul invansi
yang dilakukan Georgia atas kota-kota di wilayah konflik Ossetia Selatan.[2]
Konflik yang terjadi di Ossetia selatan ini berawal dari adanya sebuah provinsi
di Georgia yang bernama Ossetia Selatan yang berusaha memisahkan diri dari
Negara Georgia, kemudian Ossetia Selatan mendapatkan kemerdekaan efektifnya
yang diperoleh melalui perang tahun 1991-1992. Ketegangan di Ossetia Selatan
ternyata mendapatkan intervensi dari dua negara superpower yaitu AS dan Rusia.
Dua negara tersebut ingin memberikan pengaruhnya di kawasan yang memiliki
kekayaan sumber daya alam gas tersebut. Peran AS yang secara sembunyi-sembunyi
terbuka, mendukung kebijakan Georgia di bawah pemerintahan Presiden Mikhail
Saakashvili.[3]
Pada tanggal 7 Agustus tahun 2008 Pasukan Georgia menyerbu kota-kota Ossetia
Selatan seperti : Tsinagarsk, Zaursk, Dmenisi, Gromi, Hetaguruvo. Aksi ini
kemudian memprovokasi Moskow untuk mengirim kekuatan militernya guna membantu
pasukan perdamaian dan mencegah meluasnya konflik di wilayah Ossetia Selatan.
Konflik-konflik yang terjadi di kawasan bekas wilayah Uni Soviet ini disebabkan
oleh melemahnya peran CIS dan adanya perluasan NATO ke timur.
Dari
adanya kegiatan-kegiatan AS dan NATO di kawasan Kaukasus tersebut, membuat
hubungan kedua negara kembali pada titik yang hampir sama dengan kondisi perang
dingin. Namun, AS melalui National
Security Strategy-nya saat ini mencerminkan adanya fokus yang berbeda,
dimana Rusia kemudian tidak lagi menjadi fokus utama bagi AS, walaupun fakta di
lapangan menunjukkan bahwa AS dan Rusia sedang terlibat konflik secara tidak
langsung di kawasan Kaukasus. Sedangkan Rusia menandai aktivasi AS dan NATO
terhadap negara-negara di kawasan Kaukasus dengan pola-pola : menawarkan
bantuan kemanusiaan/misi perdamaian, tukar menukar informasi dalam bidang
persenjataan konvensional, berusaha masuk ke dalam sistem pertahanan udara
nasional (PVO) dan pengendalian lalu lintas udara dengan standar NATO.[4]
Kerjasama
Amerika Serikat dan Uni Soviet melalui START (Strategic Arms Reduction Treaty)
Masa Perang Dingin (1947-1991)
telah menjadi arena kompetisi bagi Uni Soviet dan Amerika Serikat untuk menjadi
penguasa. Salah satu tindakan dalam pencapaian tujuan tersebut dengan melakukan
produksi senjata nuklir secara besar-besaran yang menuju perlombaan senjata (Arm Race) antara kedua Negara.
Perlombaan senjata pada saat itu memunculkan ketegangan yang dapat mengancam
kedamaian internasional. Melihat fenomena tersebut, maka dilakukan perjanjian
pengurangan persenjataan strategis (START) yang dilakukan kedua negara adidaya
saat itu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1982. Perjanjian
tersebut menyetujui bahwa kedua negara itu memusnahkan persenjataan nuklir yang
dapat mencapai sasaran jarak menengah.[5]
Perjanjian START ini mengalami
beberapa kali perubahan mulai 1982 hingga sekarang dalam nama serta tujuan yang
ingin dicapai seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
1.
START
I
START I merupakan perjanjian
bilateral antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang ingin melakukan
pengurangan dan pembatasan senjata strategis ofensif. START I diusulkan oleh
Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan di Jenewa pada 29 Juni 1982. Reagan
mengusulkan penurunan dramatis dalam kekuatan strategis yang disebut SALT III
pada saat itu. Perjanjian START ini
ditandatangani pada tanggal 31 Juli 1991 oleh George H. W. Bush (AS) dan
Mikhail Gorbachev (Rusia) .[6] Sejak
runtuhnya Uni Soviet, maka START I
diteruskan oleh empat negara independen yang memiliki senjata nuklir
strategis yaitu Rusia, Belarus, Ukraina, dan Kazakhstan. Pada tanggal 23 Mei
1992, Amerika Serikat dan empat negara berkemampuan nuklir ini menandatangani "Protokol Lisbon,"
yang membuat semua pihak (lima negara) sepakat dengan perjanjian START. START I
mulai berlaku pada 5 Desember 1994 ketika lima negara ini saling bertukar
instrumen ratifikasi di Budapest. START I berakhir pada 5 Desember 2009, namun
para pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian selama lima tahun atau
digantikan dengan kesepakatan pengurangan senjata yang baru. Perjanjian START
tidak perlu lama untuk diratifikasi oleh kedua pihak dan memiliki 19 Pasal didalamnya.
START I mengarah pada
pengurangan bersama senjata-senjata strategis sebanyak 6000 hulu ledak nuklir,
1600 Peluru Kendali Balistik Antarbenua (ICBMs), kapal selam yang dapat
meluncurkan rudal balistik dan bombers. Kemudian pembatasan pada ICBM dan SLBM (Peluru Kendali Balistik
yang dikendalikan dari laut atau kapal)
yang maksimal 4900, pembatasan hingga 1.540 untuk rudal berat (Soviet SS-18),
dan 1.100 pada ICBM mobile.
2.
START
II
START II draftnya diajukan
mulai dari 1991 hingga 17 Juni 1992 dan baru ditandatangani pada 3 Januari 2003
oleh George H.W. Bush dan Boris Yeltsin di Moscow. Namun START II yang memiliki
8 pasal ini tidaklah berlaku.[7] Amerika Serikat dan Rusia setuju mengurangi
hulu ledak nuklirnya antara 3.000 hingga 3.500 buah dari lebih 10.000 hulu
ledak yang dimiliki masing – masing negara. START II melarang pengunaan Multiple Independently Targetable Reentry
Vehicle (MIRVs) pada Intercontinental
Ballistic Missile (ICBM). ICBM berdasarkan MIRV dianggap dapat
mendestabilisasi karena dapat menghancurkan sasaran pada serangan pertama. Hal
ini dikarenakan sebuah rudal MIRV mampu membawa banyak hulu ledak dan
meluncurkan mereka ke target yang terpisahkan dan dengan demikiam dapat
menghancurkan lebih dari satu rudal musuh. perjanjian START II juga menekankan
kedua negara untuk mengurangi 1.750 rudal lautnya. Kedua belah pihak juga stuju
untuk memusnahkan rudal yang memiliki hulu ledak ganda.
Berdasarkan perjanjian START
II, pada tahun 2003, tiga perempathulu ledak nuklir yang di milki Amerika
Serikat dan Rusia pada awal 1990-an akan dihancurkan. START II yang membutukan
waktu lama untuk diratifikasi. Adanya tarik ulur kepentingan di
parlemenmasing-masing negara, terutama Rusia pada saat itu yang ragu untuk
meratifikasi. Proses perjanjian ini terhenti di parlemen rendah Rusia (Duma).
Setelah tujuh tahun START II pun diratifikasi pada tahun 2000, sebagai langkah
yang sama karena sebelumnya Amerika Serikat telah mertifikasi perjanjian
tersebut. Akan tetapi START II tidak berlangsung lama karena pada14 Juni 2000
Rusia menarik diri dari START II, dikarenakan Amerika Serikat menarik diri
darikesepakatan Anti Ballistic Missile
(ABM).[8]
3.
START
III
START
III dimulai dengan pembicaraan di Helsinki antara Presiden Bill Clinton dan
Presiden Boris Yeltsin tahun 1997. Namun, perundingan gagal dan perjanjian itu
tidak pernah ditandatangani. Isi perjanjian tersebut yaitu Amerika Serikat dan
Rusia masing-masing akan menggunakan maksimal 2.000 sampai 2.500 hulu ledak
nuklir pada peluru balistik antar benua (ICBMs), kapal selam meluncurkan rudal
balistik (SLBM), dan pembom berat. [9]Namun,
para pejabat Rusia menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menandatangani START
III jika maksimal 1.500 hulu ledak nuklir. Kemudian proposal Rusia dalam hal
ini untuk mengurangi jumlah maksimal
1.000-1.500 hulu ledak nuklir ditentang oleh Gabungan Kepala Staf AS. Hal ini
mengakibatkan START III gagal.
4.
The
Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT)
SORT
juga dikenal sebagai Perjanjian Moskow dimana merupakan pengurangan perjanjian
senjata strategis antara Amerika Serikat dan Rusia yang berlaku dari 1 Juni
2003 sampai 5 Februari 2011 dan digantikan oleh perjanjian New START.
Perjanjian ini ditandatangani pada 24 Mei 2002 di Moscow oleh George W. Bush
dan Vladimir Putin. Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk mengurangi senjata
nuklir strategis mereka hingga 1.700- 2.200 hulu ledak masing – masing negara.[10]
5.
New
START
New START ditandatangani pada tanggal 8 April 2010 di Praha oleh
Obama dan Medvedev. Kemudian diratifikasi pada 27 Januari 2011 dan mulai
berlaku pada tanggal 5 Februari 2011.[11]
[4] [5] Hal ini diperkirakan berlangsung setidaknya sampai 2021. Perjanjian
Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) antara Amerika Serikat dan Rusia
mulai berlaku untuk masa 10 tahun. Pada perjanjian itu kedua negara akan
membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis dari 2.200 menjadi 1.550 buah.[12]
Perjanjian ini juga memungkinkan adanya pemantauan jarak jauh dan satelit oleh
dan ke negara – negara ini serta adanya inspeksi 18 kali setahun untuk
memastikan pembatasan hulu ledak nuklir terwujud.
Perjanjian New Start ini disetujui oleh senat Amerika Serikat pada 22 Desember
2010 dan ditandatangani Obama pada 2 Febuari 2011. Sedangkan di Rusia parlemen
Rusia (Duma) disetujui pada 25 January 2011 dengan rincian vote 350 anggota parlemen
mendukung, 96 menolak dan seorang abstein. Kemudian ini ditandatangani Medvedev
pada 28 January 2011.
Kesepakatan ini mulai berlaku ketika Menteri Luar Negeri Rusia (Sergei
Lavrov) dan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton menukar intrumen ratifikasi pada konferensi keamanan di Munich,
Jerman pada 5 Febuari 2011.
Kesimpulan:
Amerika Serikat melakukan hubungan
pragmatis dengan Uni Eropa, China dan Rusia. Dalam hubungan AS dengan ketiga
negara tersebut, AS dilandasi oleh tujuan National
Security Strategies (NSS). Hubungan AS dibentuk dalam pola kerjasama maupun
konflik yang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasionalnya dan menjadi
hegemoni global.
[1] Andrei
Kortunov. 1997. Russian – American Relations in the Post – Cold War
Environment, Ponars Policy Memo 16, Moscow Public Science Foundation. Diakses
tanggal 15 April 2012. http://csis.org/files/media/csis/pubs/pm_0016.pdf
[2] A.
Fahrurrodji. 2009. Konflik Ossetia Selatan dan Strategi Keamanan Rusia di
Kawasan Kaukasus, Vol. 4No. 2. Diakses tanggal 15 April 2012. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42081127.pdf
[4] A.
Fahrurrodji. 2009. Konflik Ossetia Selatan dan Strategi Keamanan Rusia di
Kawasan Kaukasus, Vol. 4No. 2. Diakses tanggal 15 April 2012. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42081127.pdf
[5] Mascipul.
2011. Perjanjian- Perjanjian Terkait
Teknologi Nuklir. http://www.sentra-edukasi.com/2012/04/perjanjian-perjanjian-terkait-teknologi.html?m=0 diakses pada 4 Mei
2012.
[6] Philipp C.
Bleek.2002. U.S-Russia Complete START I
Reductions. http://www.armscontrol.org/act/2002_01-02/startjanfeb02, diakses pada 4 Mei
2012.
[7] Daryl
Kimball. 2011. Brief Chronology of START
II. http://www.armscontrol.org/factsheets/start2chron, diakses pada 4 Mei
2012.
[8] Department of State.
2010. START II Treaty. http://www.state.gov/www/global
/arms/starthtm/start2/st2intal.html, diakses pada 4 Mei 2012.
[9] Eugene
Miasnikov. 2000. START III: Opportunities
and Consequences for Nuclear Disarmament. http://www.armscontrol.ru/start/publications/em0509.htm, diakses pada 4 Mei
2012.
[10] Daryl Kimball. 2011.
The Strategic Offensive Reductions Treaty
(SORT) At a Glance. http://www.armscontrol.org/factsheets/sort-glance, diakses pada 5 Mei
2012.
[11] Maiwa News.2011. AS – Rusia Ratifikasi Perjanjian Nuklir New
START. http://berita.maiwanews.com/as-rusia-ratifikasi-perjanjian-nuklir-new-start-16866.html, diakses pada 5 Mei
2012.
[12] Maiwa News. 2011. New START: Perjanjian Nuklir AS-Rusia
Berlaku 10 Tahun.
http://berita.maiwanews.com/new-start-perjanjian-nuklir-as-rusia-berlaku-10-tahun-17383.html, diakses pada 4 Mei
2012.
Aslamalikum warahmatullahi wabarakatu
BalasHapusini kisah nyata saya . . . .
perkenalkan nama saya ibu anisa saya berasal dari kota yogyakarta saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hamper kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.
Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai sebuah kendaraan roda empat atau sebuah mobil pribadi sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud
saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang aki dari sana saya coba menghubungi aki awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk membayar hutang lewat sebuah jalan pesugihan putih lewat bantuan seseorang dari gunung kidul dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan aki romo dukun super natural dari gunung kidul membantu saya lewat dana gaib langsung masuk rekening saya 1 milyar
Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada ki romo atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini dan sya sudah punya kendaraan beroda 4 yaitu hrv
Dan jika anda ingin bantuan seorang dukun super natural untuk mendapatkan dana gaib yang di jamin sukses silahkan anda hubungi ki romo di nomor telepon 085-218-653-567 terimah kasih atas bantuannya