BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia
adalah Negara kepulauan yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau
Kalimantan, pulau Sumetera, Pulau Jawa, Pulau Irian dan Pulau Sulawesi. Di
samping memiliki banyak pulau, Indonesia
juga memiliki kepulauan kecil yang berjumlah ribuan dan bahkan ada sebagian
besar dari pulau – pulau kecil itu yang belum diberi nama. Oleh karena itu,
banyak sumber daya alam maupun manusia yang belum dikerjakan secara optimal. Indonesia adalah Negara dengan letak geografis
diapit oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan Pasifik dan diapit oleh dua
benua yaitu benua Asia dan Australia.
Sejauh ini letak Indonesia
sangat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia bila dikembangkan secara
baik dan optimal tentunya. Seperti pada lagu Koes Plus yang berjudul “Kolam
Susu”, ini menggambarkan bagaimana sumber daya di Indonesia sangat kaya dan besar.
Contoh
pulau yang ada di Indonesia yang menghasilkan berbagai macam aneka kekayaan
alam adalah Pulau Buton yang merupakan penghasil aspal, Pulau Belitong yang
merupakan penghasil timah, Pulau Irian yang merupakan penghasil emas dan
batubara, Pulau Jawa yang merupakan lumbung padi dan sebagainya. Indonesia
bukan hanya kaya akan kekayaan alamnya saja, melainkan kaya akan wisata alam
seperti wisata laut yang terkenal adalah Wisata laut Bunaken. Wisata pantai
yang terkenal hingga penjuru dunia adalah wisata Pantai kuta. Wisata kebudayaan
yang terkenal berada di Yogyakarta. Tentunya
masih banyak lagi obyek wisata yang bisa diandalkan dari tanah air Indonesia.
Tentu
saja dari semua yang ada tidak ada gunanya apabila tidak dioptimalkan dengan
baik. Bagaimana cara mengoptimalkan sumber daya yang tersedia? Tentunya dengan
cara inovasi. Masalah yang ada sekarang adalah masih banyak sumber daya kita yang
dikelola oleh Negara asing belum oleh Negara kita sendiri. Contohnya adalah
Freeport di Irian Jaya yang hingga saat ini masih dikelola oleh Amerika
Serikat, padahal jelas – jelas tambang tersebut berada di wilayah kepulauan Indonesia.
lalu, yang baru saja terjadi yaitu blok Cepu dikuasai oleh Excon Mobile, yang merupakan
pabrik tambang minyak bumi asing. Lalu, saham PT Indosat yang awal mulanya
dimiliki oleh Indonesia
saat ini seluruh sahamnya dijual oleh Singapura. Bagaimana mungkin hal seprti
ini dapat membuat maju Negara kita, bila banyak tenaga asing masih dipekerjakan
disini.
Sebenarnya
pemerintah Indonesia teleh
berusaha mengupayakan untuk memperbaiki sumber daya menusia di Indonesia dengan cara pertukaran pelajar dan
mengirimkan pelajar – pelajar di Indonesia untuk belajar di luar
negeri melalui program besiswa. Tetapi apa yang terjadi, setelah mereka lulus,
mereka tidak kembali ke Indonesia
melainkan menetap disana dengan alasan di luar negeri lebih enak, tingkat
pendapatan lebih tinggi dan berbagai alasan yang menyangkut tentang ekonomi
tentunya. Karena di Indonesia sendiri kurang begitu menyenangkan secara
pendapatan.
Oleh karena itu, inovasi perlu dipertimbangkan sebagai langkah
awal karena beragam isu yang mempengaruhi tekanan untuk perubahan (misalnya
kebijakan persaingan), isu yang mempengaruhi kemampuan berinovasi dan menyerap
perubahan (misalnya peningkatan kualitas SDM), dan juga perlu untuk mempertimbangkan
kelompok-kelompok masyarakat yang mungkin “dirugikan” akibat kemajuan/perubahan
yang terjadi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
peran inovasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
2. Bagaimana
dampak inovasi terhadap masyarakat yang masih memegang erat kebudayaannya ?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui peran inovasi terhadap peningkatan kesajahteraan masyarakat.
2. Untuk
mengetahui bagaimana dampak inovasi terhadap masyarakat yang masih memegang
erat kebudayaannya.
D. MANFAAT
1. Agar kesejahteraan masyarakat dapat berkembang dengan seiring
dengan adanya inovasi.
2. Agar inovasi tetap berkembang di tengan masyarakat yang masih
memegang erat kebudayaanya.
BAB
II
DESKRIPSI
TOPIK
- Pengertian Inovasi
Inti
dari setiap upaya pembangunan yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan,
pada dasarnya ditujukan untuk tercapainya perubahan-perubahan perilaku
masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu hidup yang mencakup banyak aspek,
baik: ekonomi, sosial, budaya, ideologi, politik maupun pertahanan dan
keamanan.
Karena itu, pesan-pesan pembangunan yang disuluhkan haruslah mampu mendorong atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang memiliki sifat “pembaharuan” yang biasa disebut dengan istilah “inovativensess”.
Karena itu, pesan-pesan pembangunan yang disuluhkan haruslah mampu mendorong atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang memiliki sifat “pembaharuan” yang biasa disebut dengan istilah “inovativensess”.
Menurut
etimologi,inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna
‘pembaharuan ; perubahan secara baru’. Inovasi adakalanya diartikan sebagai
penemuan, tetapi berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti diskoveri atau
invensi. Diskoveri mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu itu
sudah ada sebelumnya,tetapi belum diketahui orang; contohnya penemuan benua
Amerika. Sebenarnya benuaAmerika sudah ada sejak dulu tetapi baru ditemukan
pada tahun 1492 oleh orang Eropa yaitu Columbus.
Invensi adalah penemuan yang benar – benar baru seabagi hasil kreasi manusia;
contoh teori belajar, mode busana, dan sebagainya. Inovasi adalah suati ide,
produk, meatode, seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru, baik
berupa hasil diskoveri atau invensi yang digunkan untuk tujuan tertentu.
Rogers dan Shoemaker mengartikan inovasi sebagai
ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan
sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran.
Sedang Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekadar sebagai
sesuatu yang baru, tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru
atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada
lokalitas tertentu.
Pengertian “baru” disini, mengandung makna bukan sekadar “baru diketahui” oleh pikiran (cognitive), akan tetapi juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude), dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan dilaksanakan/diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat
Pengertian “baru” disini, mengandung makna bukan sekadar “baru diketahui” oleh pikiran (cognitive), akan tetapi juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude), dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan dilaksanakan/diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat
Pengertian
“baru” yang melekat pada istilah inovasi tersebut bukan selalu berarti baru
diciptakan, tetapi dapat berupa sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima,
atau digunakan/diterapkan oleh masyarakat di luar sistem sosial yang
menganggapnya sebagai sesuatu yang masih “baru”.
Pengertian “baru” juga tidak selalu harus datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenuous technology) atau kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan.
Pengertian “baru” juga tidak selalu harus datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenuous technology) atau kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan.
Pengertian
inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi,
tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses
perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Dengan
demikian, pengertian inovasi dapat semakin diperluas menjadi (Mardikanto,
1988)”.:
“Sesuatu
ide, produk, informasi teknologi,kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek
baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan
digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam
suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu
terwujudnya perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan”.
Fullan
mangemukakan pada tahun 1960-an adalah era banyak inovasi pendidikan
kontemporer di adopsi, seperti matematika, kimia, fisika baru, mesin belajar (
teaching machine ), pendidiakn terbuka, pembelajaran individu, pengajaran
secara tim ( team teaching ), termasuk system belajar mandiri
- Karakteristik Inovasi
Rogers (
1983 ) mengemukakan lioma karakteristik inovasi :
1. Keunggulan
Relatif ( Relative Advantage )
2. Kompatibilitas
( Compatibility )
3. Kerumitan
( Complexity )
4. Kemampuan
di Ujicobakan ( Trialability )
5. Kemampuan
untuk Diamati ( Observability )
Keunggulan relative adalah derajat dimana
suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul daripadayang pernah ada. Hal ini dapt
diukur dari beberapa segi,seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan,
dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relative dirasakan oleh peangadopsi,
semakin ceapat inovasi tersebut dapat diadopsi.
Kompabilitas adalah derajat dimana inovasi
tersebut dianggap konsisiten dengan nilai – nilai yang berlaku, pengalaman masa
lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagi contoh, jika suatu inovasi atau ide baru
tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak
dapt diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai ( compatible ).
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi
dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa
inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh
paengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti
oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi dapt di adopsi.
Kemampuan untuk di ujicobakan adalah derajat
di mana suatu inovasi dapat diujicoba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat
di uji cobakandalam seting sesungguhnya umumnya kan lebih cepat di adopsi. Jadi, agar dapat
dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulannya.
Kemampuan untuk diamatiadalah derajat di mana
hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Semakin mudah seseorang melihat
suatu hasil inovasi,semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang
tersebut mengadopsi.
Semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian,
kemampuan untuk di ujicobakan,dan kaemampuan untuk diamati,serta semakin kecil
kerumitannya, semakin cepat inovasi dapat di adopsi.
Rogers (
1983 ) mengemukakan ada empat factor yang mempengaruhi proses keputusan
inovasi:
1. Struktur
Sosial ( Social Structure )
2. Norma
system ( System Norms )
3. Pemimpin
Opini (Opinion Leaders )
4. Agen
Perubah ( Change agent )
Stuktur Sosial adalah susunan suatu unit
system yang memiliki pola tertentu.Struktur ini memberikan keteraturan dan
stabilitas perilaku setiap individu (unit) dalam suatu system sosial tertentu.
Struktur sosial juga menunjukkan hubungan antara anggotadari system sosial. Hal
ini dapt dilihat dari struktur organisasi suatu perusahaan atau struktur sosial
masyarakat suku tertentu. Enelitian yang dilakukan oleh Rogersdan Kincaid di
Koreamenunjukkan bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik
individudan juga system sosial tempat individu tersebut berada.
Norma adalah suatupola perilaku yang dapat
diterima olehsemua anggota system sosialyang berfungsu sebagai panduan atau
standar bagi semua anggota system sosial. System norma juga dapat menjadi
factor penghambat untuk menerima suati ide baru. Hal ini sangat berhubungan
dengan derajat kesesuaian (compability)
inovasi dengan nilai atau kepercayaanasyarakat dalam sustu system sosial. Jadi
derajat ketidaksesuaiansuatu inovasi dengan kepercayaan atau nilai – nilai yang
dianut oleh individu(sekelompok masyarakat)
dalam sustu system sosial berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi.
Pemimpin Opini yaitu orang – orang tertentui
yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu system
sosial. Pemimpin opini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi
penentang. Ia (mereka) berperan
sebagai model dimana perilakunya (bauik mendukung atau menentang) diikuti oleh
para pengikutnya. Jadi, pemimpin opini (opinion
leaders) memainkan peran dalam proses
keputusan inovasi.
Agen perubah merupakan bentuk lain dari
pemimpin opini. Mereka sama – sama orang yang mampu mempengaruhi sikap orang
lainuntuk menerima suatu inovasi.akan tetapi, agen perubah lebih bersifat
formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya.
Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan agen peubah berperan besar terhadap
diterima atau ditolaknya inovasi tertentu. Sebagai contoh, lemahnya pengetahuan
tentang karakteristik struktur sosial, norma dan orang kuncidalam suatu
sistemsosial ( misal: suatu institusi pendidikan ) , memungkinkan
ditolaknyasuatu inovasiwalaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih
unggul dibandingkan denganyang sedang berjalan saat itu.
Inovasi bisa digunakan untuk mengukur
kesejahteraan rakyat. Contohnya dalam inovasi pendidikan. Pergantian kurikulum yang terjadi di Indonesia menandakan bahwa inovasi terus
berkembang di Indonesia.
Dalam bidang pendidikan, misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai
bidang antara lain : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu,
peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang
dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan
persoalan pendidikan di Tanah Air. Beberapa contoh inovasi antara
lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas
rangkap, pembelajaran konstektual (contectual learning), pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Pakem).
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan
untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang
terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen
pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru,
implementasi kurikulum, dsb.
Selain
inovasi pendidikan ada juga inovasi-inovasi yang lain seperti inovasi
teknologi. Inovasi teknologi bukanlah persoalan mudah karena teknologi dapat
didefinisikan secara sempit dan luas. Dalam definisi yang sempit, teknologi
adalah informasi teknik yang terdapat di dalam paten atau pengetahuan teknik
dalam bentuk tertulis. Sering sekali teknologi dalam konteks ini dihubungkan
dengan semacam pengetahuan tentang produk tertentu atau teknik produksi,
termasuk keahlian teknis yang diperlukan oleh produk atau teknik produksi.
Teknologi dalam definisi ini secara umum identik dengan perangkat keras
produksi.
Teknologi
sering juga secara luas didefinisikan dengan mengikutsertakan semua keahlian,
pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untuk membuat, menggunakan,
mengerjakan sesuatu yang berguna. Sehingga teknologi dalam definisi ini
termasuk perangkat lunak produksi – manajerial, kemampuan marketing dan
pelayanan jasa administrasi, kesehatan, pendidikan dan keuangan. Definisi yang
luas tentang teknologi ini sering disebut sebagai “sains dan seni untuk
memproses sesuatu dengan mengaplikasikan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki”.
Jika kita melihat definisi-definisi di atas, bagaimanapun teknologi itu didefinisikan, terlihat sekali bahwa teknologi adalah kombinasi antara pengetahuan yang dimiliki dan alat yang ada saat ini.
Meskipun kontribusi teknologi dalam perekonomian telah disadari sejak lama, selama ini ekonomi dan perencana pembangunan sering mengasumsikannya seperti black box. Akibatnya masih umum dijumpai, teknologi masih sering direduksi maknanya sebatas mesin dan alat yang terpisah dari sumberdaya manusia dan konteks sosialnya. Dalam pengertian ini teknologi didefinisikan secara statis. Teknologi adalah produk, suatu paket yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan institusi, dan dikonsumsi atau digunakan oleh pihak lain.Dunia sedang berlomba-lomba dalam inovasi teknologi. Baik dalam hal otomotif, robotik, ataupun elektronik. Persaingan yang terjadi saat ini hanya untuk menandakan bahwa mereka adalah negara yang hebat, selalu membuat inovasi yang di luar akal pikiran manusia, terus dan terus mencoba hingga menciptakan suatu barang yang hebat.
Jika kita melihat definisi-definisi di atas, bagaimanapun teknologi itu didefinisikan, terlihat sekali bahwa teknologi adalah kombinasi antara pengetahuan yang dimiliki dan alat yang ada saat ini.
Meskipun kontribusi teknologi dalam perekonomian telah disadari sejak lama, selama ini ekonomi dan perencana pembangunan sering mengasumsikannya seperti black box. Akibatnya masih umum dijumpai, teknologi masih sering direduksi maknanya sebatas mesin dan alat yang terpisah dari sumberdaya manusia dan konteks sosialnya. Dalam pengertian ini teknologi didefinisikan secara statis. Teknologi adalah produk, suatu paket yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan institusi, dan dikonsumsi atau digunakan oleh pihak lain.Dunia sedang berlomba-lomba dalam inovasi teknologi. Baik dalam hal otomotif, robotik, ataupun elektronik. Persaingan yang terjadi saat ini hanya untuk menandakan bahwa mereka adalah negara yang hebat, selalu membuat inovasi yang di luar akal pikiran manusia, terus dan terus mencoba hingga menciptakan suatu barang yang hebat.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Bagaimana
peran inovasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi adanya inovasi dalam masyarakat adalah :
·
Sentralisasi
Adalah tingkat dimana kekuasaan dan kontrol dalam sistem masyarakat itu terkonsentrasi hanya pada beberapa individu saja. Karena itu ditemukan hubungan negatif. Karena jika kekuasaan semakin terkonsentrasi maka masyarakatnya akan semakin kurang inovatif.
Adalah tingkat dimana kekuasaan dan kontrol dalam sistem masyarakat itu terkonsentrasi hanya pada beberapa individu saja. Karena itu ditemukan hubungan negatif. Karena jika kekuasaan semakin terkonsentrasi maka masyarakatnya akan semakin kurang inovatif.
·
Kompleksitas
Tingkat
dimana anggota masyarakat memiliki pengetahuan dan keahilan yang tinggi,
biasanya diukur dengan keberagaman jenis pekerjaan/ speciality, dan juga
tingkat profesionalisme yang ditunjukan dalam training. Biasanya semakin tinggi
kompleksitasnya maka akan semakin banyak inovasinya, walaupun akan muncul
masalah pada saat berusaha mencapai konsensus dan implementasi.
·
Formalisasi
Adalah tingkat dimana masyarakat menekankan peraturan dan prosedur tertentu untuk mengatur performa anggotanya. Berhubungan negatif karena formalisasi seperti ini dapat menghambat usulan inovasi dari anggota masyarakat sendiri, walaupun pada saat implementasi dapat mendukung pelaksanaan.
Adalah tingkat dimana masyarakat menekankan peraturan dan prosedur tertentu untuk mengatur performa anggotanya. Berhubungan negatif karena formalisasi seperti ini dapat menghambat usulan inovasi dari anggota masyarakat sendiri, walaupun pada saat implementasi dapat mendukung pelaksanaan.
·
Keterkaitan
Adalah tingkat dimana setiap unit dalam sistem sosial itu berhubungan dalam
jaringan interpersonal. Ide-ide baru dapat dengan mudah mengalir diantara anggota masyarakat. Semakin tinggi network ini maka akan semakin terbuka terhadap inovasi organisasi tersebut.
Adalah tingkat dimana setiap unit dalam sistem sosial itu berhubungan dalam
jaringan interpersonal. Ide-ide baru dapat dengan mudah mengalir diantara anggota masyarakat. Semakin tinggi network ini maka akan semakin terbuka terhadap inovasi organisasi tersebut.
·
Ukuran
Ukuran ini ditemukan konsisten berhubungan positif dengan keinovasian. Semakin besar masyarakat maka akan semakin inovatif.
Ukuran ini ditemukan konsisten berhubungan positif dengan keinovasian. Semakin besar masyarakat maka akan semakin inovatif.
·
Keterbukaan.
Jelas semakin terbuka organisasi maka akan semakin terbuka pintu menuju penerimaan inovasi.
Jelas semakin terbuka organisasi maka akan semakin terbuka pintu menuju penerimaan inovasi.
- Inovasi
dalam masyarakat mampu memberikan perubahan dalam :
1.Struktur sosial
1.Struktur sosial
2.Aturan-aturan
3.Konstruksi sosial
3.Konstruksi sosial
Namun inovasi dalam masyarakat juga dapat
gagal atau tidak diterima oleh masyarakat sendiri. Hal ini disebabkan oleh :
1.Teknologi yang diterapkan tidak tepat waktu.
2.Terjadi kesalahpahaman persepsi terhadap inovasi.
3.Tidak ada partisipasi penuh dari anggota organisasi.
4. komunikasi yang tidak lancar.
1.Teknologi yang diterapkan tidak tepat waktu.
2.Terjadi kesalahpahaman persepsi terhadap inovasi.
3.Tidak ada partisipasi penuh dari anggota organisasi.
4. komunikasi yang tidak lancar.
Seharusnya ada tahap inisiasi inovasi agar
masyarakat tidak terkejut dengan inovasi yang diberikan, sehingga masyarakat
lebih siap menerima dan menjalankan inovasi dengan baik. Pembuat kebijakan
memikirkan apa yang akan terjadi pada sasaran jika sistem lama di ubah menjadi
sistem yang baru (sebab – akibat) dari :
1.
Struktur
Masyarakat dan Inovasi
• Struktur bisa berubah untuk menyesuaikan
diri dengan inovasi.
• Adaptasi
struktur terhadap inovasi.
• Inovasi dalam masyarakat dapat terwujud
apabila ada partisipasi internal (dari dalam diri) anggota-anggotanya dan
partisipasi eksternal (dari orang luar yang dipengaruhi atau juga membutuhkan
inovasi tersebut). Inovasi dari dalam, masyarakat yang membutuhkan lebih mudah
di adopsi karena rasa memiliki sangat tinggi. Inovasi dari luar lebih sulit
dalam pengadopsiannya karena belum tentu masyarakat membutuhkan inovasi yang
datang tersebut.
2.
Inovasi
dan Ketidakpastian
Muncul
karena ketidaknyamanan oleh sistem yang tergantikan dan sulit melaksanakan
program-program yang direncanakan.
Macam-Macam ketidaksesuaian :
• Ketidakpastian
teknis, masyarakat sulit untuk menentukan reabilitas (keadaan nyata), kapasitas,
dan kebenaran dari teknologi yang baru, atau sifat teknologi yang terus
berkembang akan membuat teknologi lainnya tertinggal. Baru memulai, sudah
muncul teknologi yang baru,
· Ketidakpastian
keuangan, apakah inovasi akan menghasilkan investasi masa depan yang akurat.
· Ketidakpastian
sosial, terjadinya konflik-konflik sosial akibat ketidakpastian inovasi.
3.
Kemenangan
Inovasi
• Inovasi yang radikal berusaha mengubah
secara paksa struktur yang ada
• Membutuhkan seseorang yang memiliki
kekuatan atau jabatan tinggi dalam suatu pemerintahan atau organisasi, misalnya
presiden direktur, kepala dinas, dsb
B. Bagaimana dampak inovasi terhadap masyarakat yang masih
memegang erat adat istiadat kebudayaannya ?
Masyarakat
dan kebudayaan manusia di manapun selalu berada dalam keadaan berubah. Pada
masyarakat-masyarakat dengan kebudayaan primitif, yang hidup terisolasi jauh
dari berbagai jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain di luar dunianya
sendiri, perubahan yang terjadi dalam keadaan lambat. Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat berkebudayaan primitif tersebut, biasanya telah terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu
sendiri, yaitu karena perubahan dalam hal jumlah dan komposisi penduduknya dan
karena perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Sedangkan
dalam masyarakat-masyarakat yang hidupnya tidak terisolasi dari atau yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat-masyarakat dan kebudayaan
lain, cenderung untuk berubah secara cepat dibandingkan dengan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat berkebudayaan primitif seperti tersebut di atas.
Perubahan yang terjadi secara lebih cepat tersebut, disamping karena
faktor-faktor perubahan jumlah dan komposisi penduduk serta perubahan lingkungan
hidup juga telah disebabkan oleh adanya difusi atau adanya penyebaran
kebudayaan lain ke dalam masyarakat yang bersangkutan, penemuan-penemuan baru
khususnya penemuan-penemuan teknologi dan inovasi.
Uraian
berikut ini berusaha untuk menjelaskan hakekat perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sosial manusia, implikasinya terhadap ketertiban sosial dan bagaimana
warga masyarakat yang bersangkutan berpartisipasi di dalamnya. Uraian dalam
tulisan ini akan mencakup pembahasan mengenai perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan, faktor-faktor pendorong terwujudnya perubahan sosial manusia,
proses penerimaan dan penolakan terhadap pembaruan yang terjadi dalam
masyarakat oleh warga yang bersangkutan, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan
yang berisikan antara lain sebuah kerangka dasar berkenaan dengan syarat-syarat
suatu unsur baru dapat diterima dalam suatu masyarakat.
Ada
perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Yang
dimaksud dengan perubahan sosial
adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam pola-pola hubungan sosial,
yang antara lain mencakup, sistem status, hubungan-hubungan dalam keluarga,
sistem-sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Sedangkan yang
dimaksud dengan perubahan kebudayaan
adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para
warga atau oleh sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain
mencakup, aturan-aturan atau norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan warga masyarakat, nilai-nilai, teknologi, selera dan rasa keindahan
atau kesenian dan bahasa.
Walaupun
perubahan sosial dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi
pembahasan-pembahasan mengenai perubahan sosial tidak akan dapat mencapai suatu
pengertian yang benar tanpa harus juga mengkaitkannya dengan perubahan
kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga
berlaku dalam pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaan.
Salah
satu bentuk proses perubahan sosial yang terwujud dalam masyarakat dengan kebudayaan
primitif maupun dengan kebudayaan yang kompleks atau maju, adalah proses
imitasi yang dilakukan oleh generasi yang lebih muda terhadap kebudayaan dari
generasi yang lebih tua. Proses imitasi dilakukan dengan belajar meniru, yang
belum tentu atau bahkan yang kebanyakan tidak sempurna, dari berbagai pola
tindakan generasi orang tua. Sehingga hasilnya adalah adanya perubahan yang
berjalan secara lambat dan teratur, dan yang baru terasa perubahannya setelah
dilihat dalam suatu jangka waktu yang panjang dari proses pewarisan kebudayaan
tersebut.
Proses
lain yang biasanya juga berjalan secara lambat dan teratur, yang pada umumnya
berlaku dalam masyarakat dengan kebudayaan primitif adalah hasil suatu proses
alamiah dimana jumlah dan komposisi dari generasi anak berbeda dengan jumlah
dan komposisi penduduk generasi tua dari masyarakat yang bersangkutan.
Sehingga, secara lambat dan juga biasanya tanpa disadari, berbagai pola
kelakuan, norma-norma, nilai-nilai, dan pranata-pranata telah berubah karena
sebagian dari unsur-unsur kebudayaan dan struktur sosial yang telah berlaku
harus dirubah disesuaikan dengan jumlah dan komposisi dari penduduk yang
menjadi warga dari masyarakat tersebut.
Sedangkan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang sudah maju atau kompleks
kebudayaannya daripada masyarakat dengan kebudayaan primitif yang terisolasi
kehidupannya, biasanya terwujud dengan melalui proses penemuan (discovery),
penciptaan bentuk baru (invention), dan melalui proses difusi (persebaran
unsur-unsur kebudayaan). Dengan melalui proses-proses tersebut di atas,
perubahan sosial biasanya berjalan dengan cepat. Sehingga, berbagai nilai,
norma, dan pola-pola hubungan sosial yang tadinya berlaku pada generasi
sebelumnya dalam masyarakat tersebut bisa tidak berlaku lagi dan diganti oleh
yang lainnya.
Inovasi sangatlah penting bagi
terjadinya suatu perubahan budaya. Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun
tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian
menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu, berlangsung
dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap demi setahap baru
kemudian dihasilkan. Hasil inovasi tersebut ketika diterapkan dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan menghasilkan suatu perubahan. Bisa jadi hasil
inovasi tersebut kemudian dipinjam dan menyebar sehingga tidak lagi menjadi
milik masyarakat lainnya. Misalnya dalam
penemuan pesawat terbang yang ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-19,
hasil inovasi tersebut telah menyebar ke berbagai negara, bahkan ke Indonesia.
Perubahan-perubahan yang terwujud karena inovasi dan karena difusi dari inovasi telah
dipercepat lagi prosesnya oleh kekuatan-kekuatan teknologi, industrialisasi,
dan urbanisasi. Ketiga-tiganya secara bersama-sama menghasilkan proses modernisasi
dalam masyarakat yang bersangkutan. Teknologi modern, secara disadari atau
tidak oleh para warga masyarakat yang bersangkutan, telah menciptakan
keinginan- keinginan dan impian-impian baru berkenaan dengan kehidupan yang
ingin dijalani (yaitu berupa memperoleh berbagai peralatan yang serba modern
dan luks secara lebih banyak dan lebih baik daripada yang sudah dipunyai,
kondisi kehidupan yang lebih nyaman dan nikmat), dan memberikan jalan-jalan
yang dapat memungkinkan dilaksanakannya usaha-usaha untuk memperbaiki
kondisi-kondisi sosial dalam masyarakat.
Teknologi
secara langsung berkaitan dengan industrialisasi. Industrialisasi dan
mesinisasi cenderung merubah dasar-dasar atau hakekat pengertian kebendaan atau
materi yang ada dalam masyarakat, dan secara tidak langsung mempercepat proses
perubahan pengorganisasian berbagai kegiatan sosial yang ada dalam masyarakat.
Dari contoh pemasukkan traktor di pulau Bali
tersebut di atas, jika sekiranya traktor tersebar di pedesaan dan mekanisasi
atau mesinisasi pertanian berjalan sebagaimana yang direncanakan, maka berbagai
sarana harus disediakan untuk menunjang unsur traktor tersebut. Sarana-sarana
ini antara lain, bahan bakar untuk traktor, spare parts, bengkel-bengkel,
montir-montir dan disamping itu juga matinya usaha pemeliharaan sapi, matinya
kegiatan gotong royong dalam pertanian, dan mengganggunya buruh-buruh tani yang
biasa menyediakan tenaga kasar mereka di bidang pertanian.
Teknologi
dan industrialisasi langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
terwujudnya proses urbanisasi. Urbanisasi yang disatu pihak dilihat sebagai
cara hidup kota dan dipihak yang lain dilihat
sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota
secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh adanya kemajuan teknologi
dan industrialisasi. Dari contoh orang Bali
tersebut di atas, para buruh tani yang telah tidak mempunyai pekerjaan di desa
terpaksa harus meninggalkan desanya mencari pekerjaan di tempat-tempat dimana
kesempatan untuk bekerja masih ada. Kesempatan bekerja yang kemungkinan
terbesar masih ada adalah di kota, karena di kota mata pencaharian
tidak didasarkan pada mengolah lingkungan alam untuk memperoleh bahan mentah,
tetapi berdasarkan atas jasa. Perubahan mata pencaharian dari mengolah alam
kepada jasa dimungkinkan oleh tingkat perkembangan teknologi dan
industrialisasi.
Proses
urbanisasi juga menyebabkan adanya percepatan proses perubahan dalam
masyarakat, baik yang ditinggalkan maupun yang didatangi, yang juga mewujudkan
adanya proses penataan kehidupan sosial kembali oleh mereka yang menjadi warga
masyarakat yang bersangkutan. Orang-orang desa yang datang ke kota yang
biasanya hidup dalam berbagai peraturan adat yang ketat berkenaan dengan
masalah moral, dapat berubah dan menerima norma-norma yang longgar berkenaan
dengan masalah moral ini mengakibatkan adanya berbagai masalah keluarga dan
sosial di antara mereka.
BAB
IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
1.
Faktor – factor yang mempengaruhi inovasi
adalah Sentralisasi, ,Kompleksitas,Formalisasi,Keterkaitan,Ukuran,Keterbukaan.
2.
Inovasi dalam masyarakat mampu memberikan
perubahan dalam struktu, aturan-aturan dan kontruksi dalam system masyarakat.
3.
Perubahan dalam inovasi karena faktor kekuatan-kekuatan
teknologi, industrialisasi, dan urbanisasi.
4.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat
modern terwujud melalui proses penemuan (discovery), penciptaan bentuk baru
(invention), dan melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur kebudayaan).
- SARAN
1. Hendaknya
inovasi bisa berkembang di tengah masyarakat yang masih terikat adat istiadat
2. agar masyarakat Indonesia mau belajar dan
mengembangkan segala kemampuannya untuk lebih maju
3. Supaya
pemerintah dan masyarakat bahu- membahu mengembangkan inovasi di segala bidang
4. Bagi
seluruh masyarakat Indonesia
agar mampu memciptakan sebuah perubahan kecil untuk manfaat yang besar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.
Pengertian Tentang Inovasi.http://masarip.blog.friendster.com.
diakses tanggal 5 desember 2009.
Gaventa,John .2002. Introduction: Exploring Citizenship,
Participation and Accountability, IDS Bulletin Vol.33, NO.2,2002 .
Perdana,
Aditya.2007. Inovasi Pemerintahan
Daerah : Mempertanyakan Partisipasi Masyarakat .Pusat Kajian FISIP
Universitas Indonesia
Roger
,Everett M.
1983.Diffusion of Innovations .London
: England corp
Sanusi,Efendi.2009.Inovasi.http://blog.unila.ac.id/effendisanusi/?p=42.diakses
tanggal 5 Desember 2009.
Taufik,
Tatang.2007. Pengembangan
Sistem Inovasi: Isu .www.blog.taufiktatang.com. diakses tanggal 5
Desember 2009.
Zulkieflimansyah.
2009. Memaknai Kembali Inovasi Teknologi.
Zulkieflimansyah.http://zulkieflimansyah.com/in/memaknai-kembali-inovasi-teknologi.html.
diakses tanggal 5 Desember 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar