Minggu, 30 Desember 2012

Review : The Global Marketplace


Pada era tahun 1990-an, banyak media barat melakukan promosi demokrasi yang didasari peristiwa perang dingin antara AS dan Rusia pada saat itu. Dipimpin oleh AS, banyak media – media besar mendominasi dunia. Media – media tersebut antara lain Sony, Disney, CNN, Viacom, Time Warner dan sebagainya. Sebelum adanya globalisasi media ini hanya murni sebagai saraana hiburan yang mencari keuntungan saja. Akan tetapi, setelah globalisasi yang didukung dengan kebijakan deregulasi AS membuat media – media ini menjadi perusahaan multinasional yang mendominasi media dunia. Media – media ini bukan sebagai arena permainan bisnis saja tetapi juga menajdi arena permainan kepentingan AS dalam konten media global. Media – media ini berkembang menjadi arena bisnis TNCs. Media menjadi semakin berkembang arena bisnis sekaligus promosi ideologi demokrasi melalui TV kabel. Barat memiliki peran penting dalam melakukan agenda pada komunikasi internasional. Pasar media global berkembang menjadi sarana keuntungan ekonomi yang berusaha untuk memonopoli perannya dalam konten media global.
            AS membagi informasi melalui TV kabel yang disiarkan ke negara – negara di Asia, Afrika, Amerika latin dengan informasi yang bersifat linguistik,  politik dan budaya antara AS dan Inggris. Media barat juga memberikan informasi positif yang membuat masyarakat dunia tertarik diantaranya adalah pasar bebas dan agya hidup konsumtif yang merupakan cerminan dari gaya hidup masyarakat barat. Keuntungan bagi TNCs adalah dengan iklan yang dia salurkan melalui media – media tersebut untuk sampai ke khalayak public terutama masyarakat negara berkembang. Isi dari iklan tersebut adalah mempromosikan hubungan privatisasi global. Tentu saja sponsor media tersebut berupa MNc membuat banyak masyarakat di negara berkembang tertarik dengan MNc.
            Organisasi media barat juga sangat ketat dalam merespon isu – isu penting. Isu – isu yang dianggap memojokan dunia barat dapat disensor agar tidak diketahui oleh masyarakat dunia. Isu ini misalnya tentang sampah nuklir pada acara The Atomic Train berusaha mengaburkan berita mengenai dampak negatif dari nuklir tersebut.             Pada akhir perang dingin, komunis menjadi ancaman bagi dunia ketiga, islam mendapatkan pencitraan negative jika dibandingkan dengan Kristen, katolik atau yahudi. Berita lain yang merupakan kepentingan AS adalah pembuatan senjata nuklir, ketika India ingin mengembangkan senjata tersebut AS merespon melalui pemberitaan negaratif mengenai dampak nuklir. Tidak adanya alternatif media lain membuat media – media dari AS menjadi media global dengan kepentingan dunia baratnya. Kesimpulannya adalah AS ingin mendominasi dunia melalui media, sementara media ingin mengambil keuntungan ekonomi daridominasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
International Relations University of Brawijaya Malang

Blogroll