BAB
I
Gambaran
Umum
1.1
Pengertian
Teori dan Penelitian Kualitatif
Teori adalah sekumpulan konstruksi atau konsep, definisi, dan dalil yang
saling terkait dan
menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan
hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena (Kerlinger, 1965:11).
Teori secara
umum dapat diartikan sebagai serangkaian proposisi (pernyataan tentang
kebenaran) yang sudah diuji secara sistematis dan dikaitkan secara logis,
dibangun melalui serangkaian penelitian untuk menjelaskan suatu fenomena sosial (Sarantakos, 1998).
Sedangkan penelitian kualitatif didefinisikan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2003). Penelitian kualitatif juga didefinisikan sebagai riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif.
Penelitian kualitatif lebih bersifat subyektif.
1.2
Fungsi Teori dalam Penelitian
Kualitatif
Teorisasi dalam penelitian kualitatif
merupakan dasar untuk menyusun sebuah penelitian. Teori dalam penelitian kualitatif
memiliki peran sebagai alat dan tujuan. Teori sebagai alat umumnya digunakan peneliti untuk mencapai tujuan
penelitian melalui usaha penelitian dalam melengkapi dan menyediakan keterangan
terhadap suatu fenomena, sehingga memungkinkan si peneliti mengetahui sesuatu
secara maksimal. Teori sebagai tujuan karena teori menghasilkan petunjuk dan
kisi-kisi kerja yang harus diperhatikan oleh para peneliti. Teori bahkan
dikembangkan berdasarkan data yang dikumpulkan. Selain peran diatas, teori
juga dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta
di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Menurut Suppes
(dalam Bell, 1986) ada empat fungsi umum teori, yaitu: (a) sebagai kerangka
kerja untuk melakukan penelitian; (b) memberikan kerangka kerja bagi
pengorganisasian butir-butir informasi tertentu; (c) identifikasi kejadian yang
kompleks; (d) reorganisasi pengalaman-pengalaman sebelumnya.
1.3
Teori yang Mendasari
Ilmu
Sosial memiliki empat macam teori yang biasa digunakan sebagai dasar dalam
melakukan Penelitian Kualitatif. Empat teori tersebut yaitu:
1. Teori-teori
tentang Budaya
Teori ini dapat
dibedakan ke dalam
dua kelompok besar. Kelompok pertama memandang budaya sebagai suatu sistem atau
organisasi dimana budaya diibaratkan seperti lapisan-lapisan. Lapisan terluar adalah
produk yang dihasilkan oleh kelompok budaya, lapisan tengah merupakan norma
atau aturan yang terdapat pada kelompok tersebut. Pada lapisan inti terdapat kepercayaan
yang dipegang oleh masyarakat. Kelompok kedua memandang budaya sebagai sistem
adaptasi suatu kelompok terhadap lingkungannya dimana budaya merupakan gabungan
dari segi-segi yang bersifat kognitif dan segi-segi yang bersifat behavioral.
2. Teori
Fenomenologi
Teori ini menyatakan
bahwa pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah gejala dari apa yang ada
didalam pikiran mereka. Teori ini mengemukakan bahwa realitas yang ada bersifat
subyektif dan sangat bergantung dari cara orang memandang dan memahami sehingga
hasilnya dapat berbeda pada setiap orang. Proses penghayatan (verstehen)
sangat diperlukan untuk dapat memahami fenomena sosial sehari-hari.
3. Teori
Etnometodologi
Pemikir teori ini
berargumen bahwa ungkapan sehari-sehari, isi percakapan masyarakat dapat
dijadikan tanda bagaimana cara mereka berpikir dan menghadapi suatu persoalan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini realitas sosial bersifat
konstruksional sehingga dibutuhkan observasi yang panjang.
4. Teori
Interaksionisme Simbolik
Teori memiliki tiga
premis yaitu: (a) manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna atau
manusia sebagai subyek; (b) makna yang didapat kemudian dibentuk dan diubah
dalam proses interaksi mereka sehari-hari; (c) pemaknaan terhadap sesuatu bukan
hal yang begitu saja terjadi melainkan bergantuing dari interpretasi yang
dilakukan oleh manusia. Menurut teori ini segala sesuatu yang dilakukan manusia
cenderung bersifat situasional.
BAB II
Penerapan Teori dalam Penelitian
Kualitatif
2.1 Jenis-jenis
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif biasanya
memberikan gambaran atau deskripsi tentang obyek yang diteliti. Hal ini karena
penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami sebuah fenomena dengan lebih
mendalam. Berikut adalah jenis-jenis penelitian yang menggunakan metode
penelitian kualitatif.
1.
Penelitian Etnografi (Penelitian
Lapangan)
Penelitian ini meneliti
tentang perilaku kelompok sosial atau sebuah kebudayaan dalam lingkungan
aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah budaya dari sisi
pandang pelaku budaya. Peneliti hanya mengamati secara apa adanya.
2. Interaksionisme
Simbolik
Penelitian ini meneliti
tentang sikap manusia yang dilakukan berdasarkan interpretasi yang dia lakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara manusia
menginterpretasikan situasi yang dihadapinya sehingga dapat diketahui apa
tindakan yang akan dilakukannya.
3. Penelitian
Fenomenologi
Penelitian ini
bertujuan untuk memahami fenomena kehidupan sehari-hari para pelaku atau obyek
yang diteliti. Peneliti diharuskan untuk terjun langsung dan ikut menjadi
bagian dari apa yang sedang ditelitinya. Hal ini agar peneliti dapat menghayati
apa yang sedang ditelitinya.
4. Penelitian
Etnometodologi
Penelitian
Etnometodologi menganalisis percakapan dan ekspresi-ekspresi yang muncul dalam
sebuah interaksi. Tujuan
dari penelitian ini adalah peneliti
dapat memahami berbagai
makna dan kerangka berpikir yang mendasari munculnya berbagai ekspresi para
pelaku atau obyek yang diteliti.
5. Studi
Kasus
Studi Kasus
merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, kelompok, organisasi, atau
kegiatan dalam waktu tertentu. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk
mendapatkan deskripsi yang utuh dari sebuah entitas.
2.2 Metode
Penelitian Kualitatif
Metodologi
secara umum didefinisikan sebagai ”a body of methods and rules followed in
science or discipline”. Sedangkan metode sendiri adalah ”a regular
systematic plan for or way of doing something”. Kata metode berasal dari
istilah Yunani methodos (meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode
penelitian sosial adalah cara sistematik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses
identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah ditelitinya.
Faktor
yang terkait dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode
kualitatif . Orientasi pertama
terkait dengan pendekatan yang
digunakan terhadap data. Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu
yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian
kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial, kadangkala kabur dan
seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya
secara sempurna. Namun demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif
bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam peristiwa, rekaman setiap
ucapan, kata dan gestures dari objek kajian, tingkah laku yang spesifik,
dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual yang ada dalam sebuah
fenomena sosial (Neuman, 1997: 328).
Orientasi
kedua adalah
penggunaan perspektif yang non-positivistik. Penelitian kualitatif secara luas
menggunakan pendekatan interpretatif dan kritis pada masalah-masalah sosial.
Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian,
metapora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik (Neuman, 1997: 329).
Penelitian
kualitatif berusaha menjangkau berbagai aspek dari dunia sosial termasuk
atmosfer yang membentuk suatu objek pengamatan yang sulit ditangkap melalui pengukuran yang presisif
atau diekspresikan dalam angka. Dengan demikian, penelitian kualitatif lebih
bersifat transendental, termasuk menghilangkan keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah
objek kajian. Penelitian kualitatif berusaha memperlakukan objek kajian tidak
sebagai objek, namun lebih sebagai proses kreatif dan mencerna kehidupan sosial
sebagai sesuatu yang “dalam” dan penuh gelegak.
Orientasi
ketiga adalah
penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic in pratice”.
Penelitian sosial mengikuti dua bentuk logika yaitu logika yang direkonstruksi
(reconstructed logic) dan logika dalam praktek (logic in practice).
Metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode
diorganisir, diformalkan dan
disistematisir secara ketat. Sementara pada metode kualitatif, penelitian
secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada
kasus-kasus spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat aturan dan
menggantungkan diri pada prosedur informal yang dibangun oleh
pengalaman-pengalaman di lapangan yang ditemukan si peneliti (Neuman, 1997:
330).
Orientasi
keempat dari
metode kualitatif adalah ditempuhnya langkah-langkah penelitian yang bersifat
non-linear. Dalam metode kuantitatif, seorang peneliti biasanya dihadapkan pada
langkah-langkah penelitian yang bersifat pasti dan tetap dengan panduan yang
jelas sehingga disebut sebagai langkah yang linear. Sementara itu, metode
penelitian kualitatif lebih memberikan
ruang bagi penelitinya untuk menempuh langkah non-linear dan siklikal,
kadangkala melakukan upaya “kembali” pada langkah-langkah penelitian yang sudah
ditempuhnya dalam menjalani proses penelitian (Neuman, 1997: 330-331). Hal ini
tidak berarti kualitas riset menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat
menjalankan orientasi dalam mengkonstruksikan makna.
2.3 Teknik Analisis Kualitatif
1. Teknik Analisis Domain. Teknik ini digunakan
untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau di tingkat permukaan. Analisis hasil
penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari obyek
yang diteliti.
2. Teknik Analisis Taksonomik. Teknik ini
digunakan untuk menganalisis suatu hasil yang terfokus pada suatu domain atau
sub-sub domain tertentu.
3. Teknik Analisis Komponensial. Digunakan untuk
analisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama
lain dalam domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara
terperinci.
4. Teknik Analisis Tema Kultural. Teknik analisis
yang apabila dihubungkan akan menjadi cerobong asap dengan bagian dan sifat
kegunaan masing-masing yaitu teknik analisis domain berada di puncak cerobong, teknik analisis
taksonomik dan komponensial berada dibagian tengah dan analisis tema cultural
berada didasar cerobong.
5. Teknik Analisis Komparatif. Teknik yang
digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti
menganalisa kejadian tersebut dan dilakukan terus-menerus sepanjang penelitian.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori adalah
sekumpulan konstruk atau konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait yang
menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan
hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena. ada empat fungsi
umum teori, yaitu: (a) sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian; (b)
memberikan kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu;
(c) identifikasi kejadian yang kompleks; (d) reorganisasi pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Empat
teori yang mendasari Penelitian
Kualitatif adalah Teori Fenomenologi, teori-teori tentang Budaya, Teori
Etnometodologi, teori interaksionisme simbolik. Jenis-jenis penelitian yang
menggunakan metode penelitian kualitatif adalah Penelitian Etnografi
(Penelitian Lapangan), Interaksionisme Simbolik, Penelitian Fenomenologi,
Penelitian Etnometodologi, Studi Kasus.
Orientasi
dari metode penelitian adalah pendekatan
yang digunakan terhadap data
penggunaan perspektif yang
non-positivistik, penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic in
pratice”, ditempuhnya langkah-langkah penelitian yang bersifat non-linear.
Teknik analisis kualitatif terbagi menjadi lima yaitu Teknik Analisis Domain,
Teknik Analisis Taksonomik, eknik Analisis Komponensial, Teknik Analisis Tema
Kultural, Teknik Analisis Komparatif.
3.2 Pendapat
Kelompok
·
Penelitian kualitatif lebih bersifat
subjektif daripada penelitian kuantitatif karena
cara pengumpulan datanya melalui kuesioner dan wawancara.
·
Penelitian
kualitatif dapat mengupas suatu masalah hingga ke akarnya karena suatu masalah
diteliti dan dianalisis secara mendalam dan terperinci.
·
Penelitian
kualitatif lebih banyak memfokuskan perhatiannya pada individu/kelompok
masyarakat yang meliputi: kebudayaan dan tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
Burhan.2010.Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Rajawali Pers: Jakarta.
Somantri,
Gumilar Rusliwa.2005. Memahami Metode
Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, Vol.9, No.2, Desember 2006:57-65.
Santosa, Purbayu Budi. 2010. Paradigma Penelitian Kualitatif. Diakses
pada tanggal 12 Desember 2010 dari http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar