Minggu, 30 Desember 2012

Teorisasi dalam penelitian kualitatif

BAB I
Gambaran Umum

1.1               Pengertian Teori dan Penelitian Kualitatif
Teori adalah sekumpulan konstruksi atau konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait dan menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger, 1965:11).
Teori secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian proposisi (pernyataan tentang kebenaran) yang sudah diuji secara sistematis dan dikaitkan secara logis, dibangun melalui serangkaian penelitian untuk menjelaskan suatu fenomena sosial (Sarantakos, 1998).
Sedangkan penelitian kualitatif didefinisikan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2003). Penelitian kualitatif juga didefinisikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif lebih bersifat subyektif.

1.2       Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif
Teorisasi dalam penelitian kualitatif merupakan dasar untuk menyusun sebuah penelitian. Teori dalam penelitian kualitatif memiliki peran sebagai alat dan tujuan. Teori sebagai alat umumnya digunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian melalui usaha penelitian dalam melengkapi dan menyediakan keterangan terhadap suatu fenomena, sehingga memungkinkan si peneliti mengetahui sesuatu secara maksimal. Teori sebagai tujuan karena teori menghasilkan petunjuk dan kisi-kisi kerja yang harus diperhatikan oleh para peneliti. Teori bahkan dikembangkan berdasarkan data yang dikumpulkan. Selain peran diatas, teori juga dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Menurut Suppes (dalam Bell, 1986) ada empat fungsi umum teori, yaitu: (a) sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian; (b) memberikan kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu; (c) identifikasi kejadian yang kompleks; (d) reorganisasi pengalaman-pengalaman sebelumnya.
1.3              Teori yang Mendasari
Ilmu Sosial memiliki empat macam teori yang biasa digunakan sebagai dasar dalam melakukan Penelitian Kualitatif. Empat teori tersebut yaitu:
1.      Teori-teori tentang Budaya
Teori ini dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama memandang budaya sebagai suatu sistem atau organisasi dimana budaya diibaratkan seperti lapisan-lapisan. Lapisan terluar adalah produk yang dihasilkan oleh kelompok budaya, lapisan tengah merupakan norma atau aturan yang terdapat pada kelompok tersebut. Pada lapisan inti terdapat kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat. Kelompok kedua memandang budaya sebagai sistem adaptasi suatu kelompok terhadap lingkungannya dimana budaya merupakan gabungan dari segi-segi yang bersifat kognitif dan segi-segi yang bersifat behavioral.
2.      Teori Fenomenologi
Teori ini menyatakan bahwa pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah gejala dari apa yang ada didalam pikiran mereka. Teori ini mengemukakan bahwa realitas yang ada bersifat subyektif dan sangat bergantung dari cara orang memandang dan memahami sehingga hasilnya dapat berbeda pada setiap orang. Proses penghayatan (verstehen) sangat diperlukan untuk dapat memahami fenomena sosial sehari-hari.
3.      Teori Etnometodologi
Pemikir teori ini berargumen bahwa ungkapan sehari-sehari, isi percakapan masyarakat dapat dijadikan tanda bagaimana cara mereka berpikir dan menghadapi suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini realitas sosial bersifat konstruksional sehingga dibutuhkan observasi yang panjang.




4.      Teori Interaksionisme Simbolik
Teori memiliki tiga premis yaitu: (a) manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna atau manusia sebagai subyek; (b) makna yang didapat kemudian dibentuk dan diubah dalam proses interaksi mereka sehari-hari; (c) pemaknaan terhadap sesuatu bukan hal yang begitu saja terjadi melainkan bergantuing dari interpretasi yang dilakukan oleh manusia. Menurut teori ini segala sesuatu yang dilakukan manusia cenderung bersifat situasional.
















BAB II
Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif

2.1       Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif biasanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang obyek yang diteliti. Hal ini karena penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami sebuah fenomena dengan lebih mendalam. Berikut adalah jenis-jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif.
1.      Penelitian Etnografi (Penelitian Lapangan)
Penelitian ini meneliti tentang perilaku kelompok sosial atau sebuah kebudayaan dalam lingkungan aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah budaya dari sisi pandang pelaku budaya. Peneliti hanya mengamati secara apa adanya.
2.      Interaksionisme Simbolik
Penelitian ini meneliti tentang sikap manusia yang dilakukan berdasarkan interpretasi yang dia lakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara manusia menginterpretasikan situasi yang dihadapinya sehingga dapat diketahui apa tindakan yang akan dilakukannya.
3.      Penelitian Fenomenologi
Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena kehidupan sehari-hari para pelaku atau obyek yang diteliti. Peneliti diharuskan untuk terjun langsung dan ikut menjadi bagian dari apa yang sedang ditelitinya. Hal ini agar peneliti dapat menghayati apa yang sedang ditelitinya.
4.      Penelitian Etnometodologi
Penelitian Etnometodologi menganalisis percakapan dan ekspresi-ekspresi yang muncul dalam sebuah interaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti dapat memahami berbagai makna dan kerangka berpikir yang mendasari munculnya berbagai ekspresi para pelaku atau obyek yang diteliti.

5.      Studi Kasus
Studi Kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, kelompok, organisasi, atau kegiatan dalam waktu tertentu. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mendapatkan deskripsi yang utuh dari sebuah entitas.
2.2       Metode Penelitian Kualitatif
Metodologi secara umum didefinisikan sebagai ”a body of methods and rules followed in science or discipline”. Sedangkan metode sendiri adalah ”a regular systematic plan for or way of doing something”. Kata metode berasal dari istilah Yunani methodos (meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode penelitian sosial adalah cara sistematik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah ditelitinya.
Faktor yang terkait dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif . Orientasi pertama terkait dengan pendekatan yang digunakan terhadap data. Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial, kadangkala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestures dari objek kajian, tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual yang ada dalam sebuah fenomena sosial (Neuman, 1997: 328).
Orientasi kedua adalah penggunaan perspektif yang non-positivistik. Penelitian kualitatif secara luas menggunakan pendekatan interpretatif dan kritis pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian, metapora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik (Neuman, 1997: 329). Penelitian kualitatif berusaha menjangkau berbagai aspek dari dunia sosial termasuk atmosfer yang membentuk suatu objek pengamatan yang sulit ditangkap melalui pengukuran yang presisif atau diekspresikan dalam angka. Dengan demikian, penelitian kualitatif lebih bersifat transendental, termasuk menghilangkan keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian. Penelitian kualitatif berusaha memperlakukan objek kajian tidak sebagai objek, namun lebih sebagai proses kreatif dan mencerna kehidupan sosial sebagai sesuatu yang “dalam” dan penuh gelegak.
Orientasi ketiga adalah penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic in pratice”. Penelitian sosial mengikuti dua bentuk logika yaitu logika yang direkonstruksi (reconstructed logic) dan logika dalam praktek (logic in practice). Metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode diorganisir, diformalkan dan disistematisir secara ketat. Sementara pada metode kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada kasus-kasus spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat aturan dan menggantungkan diri pada prosedur informal yang dibangun oleh pengalaman-pengalaman di lapangan yang ditemukan si peneliti (Neuman, 1997: 330).
Orientasi keempat dari metode kualitatif adalah ditempuhnya langkah-langkah penelitian yang bersifat non-linear. Dalam metode kuantitatif, seorang peneliti biasanya dihadapkan pada langkah-langkah penelitian yang bersifat pasti dan tetap dengan panduan yang jelas sehingga disebut sebagai langkah yang linear. Sementara itu, metode penelitian kualitatif  lebih memberikan ruang bagi penelitinya untuk menempuh langkah non-linear dan siklikal, kadangkala melakukan upaya “kembali” pada langkah-langkah penelitian yang sudah ditempuhnya dalam menjalani proses penelitian (Neuman, 1997: 330-331). Hal ini tidak berarti kualitas riset menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam mengkonstruksikan makna.

2.3       Teknik Analisis Kualitatif
1.  Teknik Analisis Domain. Teknik ini digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau di tingkat permukaan. Analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari obyek yang diteliti.
2.  Teknik Analisis Taksonomik. Teknik ini digunakan untuk menganalisis suatu hasil yang terfokus pada suatu domain atau sub-sub domain tertentu.
3.  Teknik Analisis Komponensial. Digunakan untuk analisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalam domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara terperinci.
4.  Teknik Analisis Tema Kultural. Teknik analisis yang apabila dihubungkan akan menjadi cerobong asap dengan bagian dan sifat kegunaan masing-masing yaitu teknik analisis domain berada di puncak cerobong, teknik analisis taksonomik dan komponensial berada dibagian tengah dan analisis tema cultural berada didasar cerobong.
5.  Teknik Analisis Komparatif. Teknik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian tersebut dan dilakukan terus-menerus sepanjang penelitian.























BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
                        Teori adalah sekumpulan konstruk atau konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait yang menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena. ada empat fungsi umum teori, yaitu: (a) sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian; (b) memberikan kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu; (c) identifikasi kejadian yang kompleks; (d) reorganisasi pengalaman-pengalaman sebelumnya.
                        Empat teori yang mendasari Penelitian Kualitatif adalah Teori Fenomenologi, teori-teori tentang Budaya, Teori Etnometodologi, teori interaksionisme simbolik. Jenis-jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif adalah Penelitian Etnografi (Penelitian Lapangan), Interaksionisme Simbolik, Penelitian Fenomenologi, Penelitian Etnometodologi, Studi Kasus.
                        Orientasi dari metode penelitian adalah pendekatan yang digunakan terhadap data
penggunaan perspektif yang non-positivistik, penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic in pratice”, ditempuhnya langkah-langkah penelitian yang bersifat non-linear. Teknik analisis kualitatif terbagi menjadi lima yaitu Teknik Analisis Domain, Teknik Analisis Taksonomik, eknik Analisis Komponensial, Teknik Analisis Tema Kultural, Teknik Analisis Komparatif.
3.2       Pendapat Kelompok
·           Penelitian kualitatif lebih bersifat subjektif daripada penelitian kuantitatif karena cara pengumpulan datanya melalui kuesioner dan wawancara.
·           Penelitian kualitatif dapat mengupas suatu masalah hingga ke akarnya karena suatu masalah diteliti dan dianalisis secara mendalam dan terperinci.
·           Penelitian kualitatif lebih banyak memfokuskan perhatiannya pada individu/kelompok masyarakat yang meliputi: kebudayaan dan tingkah laku.

DAFTAR PUSTAKA


Bungin, Burhan.2010.Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers: Jakarta.
Somantri, Gumilar Rusliwa.2005. Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, Vol.9, No.2, Desember 2006:57-65.
Santosa, Purbayu Budi. 2010. Paradigma Penelitian Kualitatif. Diakses pada tanggal 12 Desember 2010 dari http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
International Relations University of Brawijaya Malang

Blogroll