Minggu, 30 Desember 2012

teori kegley dalam pembuatan kebijakan


 factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri menurut kegley
Untuk menyusun makalah ini, penyusun memakai teori yang relevan untuk menganalisis isu yang terkait dengan pembatasan visa dengan Pakistan, yaitu teori yang dikemukakan oleh Kegley tentang faktor-faktor yang memengaruhi Politik Luar Negeri, dimana faktor-faktor tersebut dibagi menjadi tiga level, yaitu dari level global, level nasional, dan level individu. Dari level global, ada beberapa instrumen yang dapat memengaruhi politik luar negeri suatu Negara, yang pertama yaitu Hukum Internasional, dimana hukum internasional dapat memengaruhi kebijakan politik luar negeri, contohnya dalam hal pembatasan teritori laut dimana jika sebuah Negara yang telah masuk dalam keanggotaan UNCLOS, seperti Indonesia harus mengikuti ketentuan UNCLOS dalam melakukan klaim atas kawasan laut seperti laut territorial, ZEE, dan landasan kontinen. Kedua, kerusakan lingkungan dimana suatu Negara harus membatasi kebijakan luar negeri mereka yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan, misalnya pembangunan,dll. Instrumen yang keempat dan kelima adalah jumlah aliansi militer dan perubahan tingkat perdagangan internasional.
Ditilik dari level nasional, instumen-instrumen yang memengaruhi politik luar negeri adalah kapabilitas militernya, “the stronger, the better is the ability”, dimana maksud dari pernyataan ini adalah bahwa semakin besar kapabilitas militer suatu Negara, maka semakin besar pulalah power yang dimiliki Negara tersebut untuk mencapai kepentingan nasionalnya, tingkat pembangunan ekonomi juga merupakan salah satu instrument, dimana “the stronger, the more active”, yang memiliki makna bahwa semakin suatu Negara yang memiliki ekonomi yang kuat akan semakin aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Negara-negara yang membutuhkan,sehingga Negara tersebut memiliki nilai plus di lingkungan internasional dan Negara tersebut dapat memengaruhi kebijakan luar negeri yang terkait engan ekonomi internasional. Instrument terakhir, yaitu tipe pemerintahan dimana “the more autocratic, the more efficient”, bahwa Negara yang memiliki tipe pemerintahan yang autocratic dalam decision making-nya, akan lebih efisien, karena tidak ada tarik ulur kepentingan disana.
Dari level individual, instrumen-instrumen tersebut adalah “the great person vs spirit of the times”, “procedural vs instrumental.” Di mana dalam makalah ini, instrumen yang paling dominan adalah instrumental, dimana individu memiliki peran penting dan dapat memengaruhi kebijakan luar negari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
International Relations University of Brawijaya Malang

Blogroll