BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Aliran remitansi
di Amerika Latin telah melampaui angka US$52 milyar dolar pada 2006. Membuat remitansi
muncul sebagai hal yang patut dibandingkan dengan FDI, dan bahkan telah
melebihi ODA (official development
assistance). Selain itu, Amerika Latin menjadi daerah terbesar penerima remitansi baik dalam volume dan per
kapitanya. Dengan hal tersebut, muncul pertanyaan apakah aliran remitansi
berpengaruh pada perubahan level kemiskinan di Amerika Latin, dan apakah hal
tersebut dipicu oleh migrasi yang secara umum mengakibatkan aliran remitansi?
Bagaimana pemerintah mengembangkan kebijakan untuk mengatasi negara yang
mendapat aliran remitansi,? Serta bagaimana dampak saat ini remitansi di
Amerika Latin, dan bagaimana cara untuk meningkatkan hal tersebut?.
Tumbuhnya
remitansi dari 31 US$ menjadi US$ 220
dalam kurun waktu 1990-2006 di negara negara berkembang, seperempatnya mengalir
ke Amerika Latin dan menjadi objek yang menarik bagi para peneliti untuk
melihat lebih jauh mengenai dampak hal tersebut dalam pembangunan. dampak remitansi secara di setiap negara ataupun
wilayah memiliki perbedaan seperti dalam sosial ekonomi dan latar belakang para
migran dari remitansi di berbagai negara menjadi salah satu hal yang
menyebabkan masih belum dapat diketahui bagaimana dampak perkembangan remitansi
saat ini. Hingga pertanyaan – pertanyaan tersebut terus berkembang, apakah
memang peran remitansi bagi pembangunan di Amerika Latin cukup signifikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pentingnya Remitansi di Amerika Latin?
2. Bagaimana
pola dan determinan migrasi di Amerika Latin?
3. Apakah
remitansi dapat mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika latin?
4. Apa
dampak remitansi terhadap pembangunan keuangan
negara?
5. Bagaimana
keterkaitan remitansi dengan real
exchange rate?
6. Bagaimana
peran remitansi dalam pertumbuhan perekonomian negara?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pentingnya remitansi di Amerika Latin
2. Untuk
Mengetahui pola dan determinan migrasi di Amerika Latin
3. Untuk
mengetahui pengaruh remiten dalam mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika Latin
4. Untuk
mengetahui dampak remitansi terhadap pembangunan keuangan negara
5. Untuk
mengetahui keterkaitan remitansi dan real
exchange rate
6. Untuk
mengetahui peran remitansi dalam pertumbuhan perekonomian negara
BAB
II
Pembahasan
A. Pentingnya Remitansi di Amerika
Latin
Salah
satu dampak pendorong dari adanya migrasi ke daerah luar adalah adanya faktor
ekonomi yang membuat pihak migran merasa keadaan di luar daerahnya adalah
sebuah pilihan utama untuk melakukan migrasi. Dalam keadaan sebagai migran
peran dukungan bagi keluarga di daerah asal kerap menjadi motif utama dari para
imigran untuk menjadikan alasannya melakukan migrasi menjadi faktor utama
migrasi yang di lakukan.
Ketika bantuan bagi keluarga yang
berada di daerah asal migran terus mengalir keadaan ekonomi menjadi sebuah
keadaan baru yang terus bergerak, pada tahap ini ekonomi dari negara mungkin
dapat terbantu dengan adanya remitansi namun di lain puhak hal ini menjadi
beban bagi negara yang menjadi asal tujuan migran karena beban yang di
keluarkan untuk menjamin keadaan dari migran yang ada. Keadaan ini menjadi
dilema bagi keadaan remitansi sendiri di mana pada negara yang menerima
remitansi hal tersebut dapat menjadi sebuah pendapatan namun bagi negara yang
mengeluarkan pendanaan bagi migran hal tersebut malah menjadi beban bagi
penjaminan keadaan migran.
Dalam
beberapa hal keadaan negara yang memiliki tingkat tenaga kerja besar dapat
menerima keuntungan melalui remitansi namun keadaan ini seperti tidak ada
artinya jika di amati dalam segi masyarakat.
Pada contoh negara di Amerika Latin keadaan remitansi sepertinya
menjadikan sebuah indikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi , bagi
masyarakat yang mampu menerima tambahan dari keluarga yang berada di wilayah
migran hal ini menunjukan keadaan keluarga tersebut mengalami peningkatan
kualitas dan memiliki SDM yang baik. Sedangkan pada masyarakat yang tidak
memiliki SDM berkualitas yang mampu bekerja di luar negeri hal ini menjadikan
keluarga mereka hidup dalam kemiskinan dan tidak bisa merasakan dari keuntungan
remitansi.
B.
Pola
dan Determinan Migrasi di Amerika Latin
Faktor utama yang mempengaruhi arus
remitan adalah karakteristik migran, motif melakukan migrasi termasuk tingkat
skill yang dimiliki. Migrasi dalam asek ekonomi dan sosial merupakan masalah
utama pembangunan bagi sebagian besar negara di dunia, seperti di Amerika Latin
dan Karibia. Untuk negara negara kecil, seperti Tonga dan Moldova, remitan
menjadi penyumbang terhadap GDP negara.Negara negara lainnya pun seperti
Srilangka, bangladesh dan Filipina yang mempunyai migran di luar negeri pun
selama bertahun tahun dapat mengumpulkan tabungan untuk investasi masa depan.
Begitu juga dengan negara negara besar seperti India, Korea, Taiwan yang
beberapa tenaga kerja berpendidikan tinggi juga melakukan migrasi selama tiga
dekade terakhir juga dapat mengaplikasikan manajemen ekonomi yang di adopsi
dari negara dimana migran bermigrasi dengan manajemen asli negara. sedangkan
bagi bangsa eropa, seperti turki, yugoslavia dan negara negara afrika utara
migrasi merupakan tantangan bdaya yang kompleks. Perbedaan karakterstik migran
antara amerika tengah dan latin dengan migran asal Amerika selatan sebagai
berikut : usia migran Amerika latin jauh
lebih muda, migran berpendidikan rendah dan low skill, banyak yang berstatus
imigran gelap/illegal, sifat migrasi permanen dan kecenderungan membawa
keluarganya, tjuan utama migrasi ke Amerika Serikat. Sedangkan migran asal
Amerika selatan usia migran lebih tua, berpendidikan tinggi, berstatus
sah/legal, sifat migrasi sementara dan sebagian besar tujuan migran ke Eropa
dan dilatarbelakangi juga karena hubungan etnis atau budaya.
Pola migarasi negara negara di amerika
latin pun telah bergeser, dimana yang sebelumnya para migran memilih untuk
bermigrasi ke wilayah eropa dan asia, kini migran amerika latin lebih memilih
untuk bermigras ke wilayah amerika serikat. Hal ni dikarenakan aspek geografis
amerika latin dan amerika serikat berdekatan, akses jaringan sosial lebih mudah
dan proses asimilasi sosial serta ekonomi yang lebih mudah dijangkau di amerika
serikat. Dengan banyaknya migran Amerika Latin berpendidikan tinggi yang
melakukan migrasi ke Amerika serikat dengan motiv mencari pekerjaan maupun
melakukan pendidikan sejak kanak kanak menyebabkan Amerika latin mengalami
Brain drain yang akhirnya merupakan masalah yang serius bagi Amerika Latin
dalam developmentnya disamping arus remitan yang didapat.
C. Remitansi dan Tingkat Kemiskinan di
Amerika Latin
Remitansi
memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan masalah kemiskinan. Remitansi
menjadi salah satu sumber pendapatan yang membantu bagi peningkatan
perekonomian. Namun untuk mencapai pada kesimpulan mengenai bagaimnan
signifikansi remitansi terhadap pengurangan tingkat kemiskinan perlu menelusuri
berbagai hal tidak semata terfokus pada peningkatan pendapatan, tetapi pada hal
lain yang juga terkait dengan isu kemiskinan seperti kesenjangan. Kesenjangan
menjadi isu yang tidak bisa dilepaskan dari permasalahan kemiskinan. Selain itu
demografi penduduk juga berpengaruh terhadap kesimpulan akhir, seperti tingkat
pendidikan, sebaran penduduk di dalam stratifikasi ekonomi, golongan bawah,
menengah dan atas. Dalam melihat signifikansi tersebut di dalam pembahasan ini
menggunakan 2 pendekatan, yakni pendekatan mikroekonomi serta makroekonomi
Pendekatan Mikroekonomi :
Remitansi, Kemiskinan, dan Kesenjangan
Dalam
pendekatan mikroekonomi terkait remitansi, kemiskinan dan juga kesenjangan,
melihat bagaimana keterkaitan ketiga hal tersebut. Secara sederhana keterkaitan
remitansi dengan kemiskinan dalam hal peningkatan pendapatan, diperoleh
kesimpulan bahwa jumlah masyarakat yang tergolong mengalami kemiskinan ekstrem
(USD 1/hari) dan moderat (USD 2/hari)
mengalami penurunan di seluruh negara di Amerika Latin dan juga Karibia. Namun
dengan jumlah atau signifikansi yang berbeda dalam pengurangan jumlah
kemiskinan tersebut. Dimana jumlah yang cukup signifikan terjadi di El Slavador
dan Republik Dominika.
Tabel
1. Poverty Head Counts Before and After Remitansis
Tetapi
hasil yang berbeda akan ditemui terkait dengan isu kesenjangan di dalam
masyarakat. Dimana tingkat kesenjangan tersebut diukur menggunakan Gini Coeficient yang mana semakin tinggi
indeksnya berarti kesenjangan di dalam masyarakat tersebut semakin tinggi.
Selain Nikaragua dan Peru, data dibawah menunjukkan bahwa distribusi total income beserta remitansi lebih merata
dibandingkan distribusi non-remitansi.
Tabel 2. Income Gini Coefficient Before and After Remitansis
Kondisi seperti itu terjadi, sebab di negara – negara Karibia dimana migrasi terjadi pada tenaga kerja semi – skilled, dan inilah yang justru meningkatkan indeks kesenjangan mengingat arus remitansi yang masuk menuju golongan menengah sedang di golongan bawah tidak ada peningkatan pendapatan yang cukup berarti yang mana kelompok masyarakat yang tergolong mengalami kemiskinan ekstrem jumlahnya tidak banyak mengalami penurunan dan begitupun pada kelompok masyarakat yang tergolong miskin. Sedangkan di negara seperti Meksiko yang tenaga kerja migrannya di dominasi tenaga kerja low skilled, indeks kesenjangan di negara tersebut justru mengalami penurunan, dengan jumlah golongan masyarakat miskin ekstrem dan miskin mengalami banyak penurunan. Dan melihat lebih jauh dalam pembangunan di level mikro, maka meningkatnya pendapatan masyarakat ini berpengaruh positif terhadap belanja kebutuhan seperti pendidikan yang meningkat utamanya di negara yang mengirimkan tenaga kerja semi skilled, dimana ini menjadi masalah baru ketika para tenaga kerja terampil tersebut justru melakukan migrasi untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih baik, sehingga di dalam negeri terjadi brain drain.
Pendekatan
Makroekonomi: Kesenjangan dan Dampak Kemiskinan
Pada pendekatan
makroekonomi, mengkaji sejauh mana dampak remitansi terhadap kesenjangan dan
juga pengurangan kemiskinan. Seperti pada umumnya dampak remitansi di dunia.
Studi di Amerika latin mengenai remitansi , kesenjangan dan pengurangan jumlah
kemiskinan memperoleh kesimpulan yang berbeda di setiap negara. Di sebuah
negara remitansi dapat mereduksi kemiskinan dan menurunkan tingkat kesenjangan
ataupun dampaknya tidak signifikan. Di negara lain remitansi bahkan bisa
meningkatkan tingkat kesenjangan dan lainnya. Hal ini juga tidak terlepas dari
demografi penduduk, level pembangunan yang telah dicapai oleh negara,
distribusi rumah tangga penerima remitansi. Beberapa hal tersebut saling
berpengaruh dimana keseluruhan itu juga akan berpengaruh pada tingkat
pertumbuhan terkait motifasi untuk melakukan investasi yang mana hal tersebut
berdampak luas, elastisitas kemiskinan atau kemungkinan untuk mengentaskan dari
kemiskinan, kerentanan masyarakat akan kemiskinan dari ketergantungan pada
remitansi mengingat jumlahnya yang besar dan sering menjadi sumber pendapatan
utama.
Jadi
kesimpulannya proses migrasi dan remitansi secara umum berdampak signifikan
dalam mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika Latin. Dengan berbagai hal lain
yang perlu menjadi perhatian khusunya di dalam makroekonomi seperti pencapaian
level pembangunan negara untuk mereduksi ataupun dampak negatif yang mungkin
terjadi dari remitansi seperti kerentanan masyarakat akan kemiskinan dan
lainnya.
D.
Remitansi
dalam Pembangunan Keuangan Negara
Pengiriman uang, dana yang diterima
dari migran bekerja di luar negeri, ke negara-negara berkembang telah tumbuh
secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir dari US $ 3,3 miliar pada tahun
1975 untuk menutup US $ 338.000.000.000 pada tahun 2008. Mereka telah menjadi
sumber terbesar kedua pembiayaan eksternal untuk negara-negara berkembang
setelah investasi asing langsung (FDI)
dan mewakili sekitar dua kali jumlah bantuan resmi yang diterima . Sehubungan
dengan arus modal swasta, pengiriman uang cenderung stabil dan meningkat selama
periode kemerosotan ekonomi dan bencana alam. Selain itu, sementara lonjakan
arus masuk, termasuk aliran bantuan, dapat mengikis daya saing suatu negara,
pengiriman uang tampaknya tidak memiliki efek samping.
Banyak pembuat kebijakan melakukan penelitian
bagaimana peningkatan volume dan stabilitas remiten ke negara – negara
berkembang, banyak penelitian menganalisis dampak pembangunan dalam berbagai
dimensi termasuk kemiskinan, ketimpangan pertumbuhan, pendidikan, kematian bayi
dan kewirausahaan. Akan tetapi, dengan indikator tersebut dapat mempromosikan
pengembangan keuangan dari perolehan remiten di negara penerima. Namun, masalah
ini penting karena sistem keuangan melakukan sejumlah fungsi ekonomi kunci dan
perkembangan mereka telah ditunjukkan untuk mendorong pertumbuhan dan
mengurangi kemiskinan. Selain itu, pertanyaan ini relevan karena beberapa pihak
berpendapat bahwa perbankan penerima remiten akan membantu dampak arus
remitansi terhadap pembangunan.
Apakah dan bagaimana pengiriman uang
dapat mempengaruhi pembangunan keuangan perbankan khususnya-adalah apriori
tidak jelas. Di satu sisi, uang ditransfer melalui lembaga keuangan mungkin
membuka jalan bagi penerima permintaan dan mendapatkan akses ke produk keuangan
dan jasa lainnya. Sebagai manfaat tambahan, menyediakan layanan remitansi transfer memungkinkan bank
untuk "mengenal" dan menjangkau penerima unbanked atau penerima
dengan intermediasi keuangan yang terbatas. Misalnya, pengiriman uang mungkin
memiliki dampak positif pada pengembangan pasar kredit jika bank menjadi lebih
bersedia untuk memperpanjang kredit kepada penerima uang transfer karena
transfer yang mereka terima dari luar negeri yang dianggap signifikan dan
stabil (misalnya, berfungsi sebagai jaminan, setidaknya secara informal).
Namun, bahkan jika kredit perbankan kepada penerima remiten tidak terwujud,
kredit secara keseluruhan dalam perekonomian bisa meningkat jika dana lonjakan
pinjaman bank sebagai akibat dari deposito terkait dengan arus pengiriman uang.
Selain itu karena pengiriman uang
yang sangat besar, penerima mungkin memiliki kebutuhan untuk produk – produk
keuangan yang memungkinkan untuk penyimpanan dana yang aman, bahkan jika
sebagian besar dana tersebut tidak diterima melalui bank. Dalam kasus keuangan
rumah tangga dimana menerima pengiriman uang melalui bank, berpotensi untuk
meningkatkkan produk bank lainnya lebih besar.
Di sisi lain, karena pengiriman uang
dapat membantu mengendurkan kendala pembiayaan individu, mereka mungkin
menyebabkan permintaan lebih rendah untuk kredit dan memiliki efek peredam pada
pengembangan pasar kredit. Kenaikan remitansi juga tidak mungkin menerjemahkan
dirinya menjadi peningkatan kredit ke sektor swasta jika arus malah disalurkan
untuk membiayai pemerintah atau jika bank enggan untuk meminjamkan dan lebih
memilih untuk memegang aset likuid. Akhirnya, pengiriman uang tidak dapat
meningkatkan deposito bank jika mereka segera dikonsumsi atau jika penerima
remitansi lembaga keuangan ketidakpercayaan dan lebih memilih cara lain untuk
menyimpan dana.
Dua studi terbaru memberikan bukti
yang mendukung hipotesis pertama. Mereka menunjukkan bahwa pengiriman uang
memiliki dampak positif dan signifikan terhadap perkembangan keuangan.
Menggunakan kota-data tingkat untuk Meksiko untuk tahun 2000, bahwa pengiriman
uang yang berkaitan erat dengan luas perbankan yang lebih besar dan mendalam,
meningkatkan jumlah cabang dan rekening per kapita dan rasio deposito terhadap
PDB. Efek yang signifikan secara statistik dan ekonomis, dan kuat untuk
endogenitas potensi pengiriman uang. Perkiraan paling konservatif menunjukkan
bahwa satu-standar deviasi perubahan persentase rumah tangga yang menerima
pengiriman uang-sekitar dua kali lipat dari rata-rata tingkat
remitansi-menyebabkan peningkatan dari 1 cabang per 100.000 penduduk (terhadap
rata-rata 1,79), 31 rekening per seribu penduduk (relatif terhadap rata-rata 42
rekening), dan peningkatan dari 3,4 poin persentase dalam deposit ratio / PDB (dibandingkan dengan
rata-rata 4.2).
Artikel ini menambah penelitian
sebelumnya dengan menunjukkan bahwa kontribusi remitansi untuk pengembangan
keuangan tidak spesifik ke Meksiko, tapi memegang di seluruh negara dan selama
periode waktu yang lebih lama. Terlihat pada data pada arus pengiriman uang ke
109 negara berkembang selama 1975-2007 untuk meneliti hubungan antara
pengiriman uang dan tingkat agregat deposito dan kredit intermediated oleh
sektor perbankan lokal. Hal ini memberikan hubungan positif, signifikan, dan
kuat antara pengiriman uang dan pengembangan keuangan di seluruh sampel besar
negara-negara berkembang. Kedua temuan studi ini 'menambah jalur penting
pengiriman uang melalui mana dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi penerima.
Gambar. Arus
masuk ke negara-negara berkembang (milyar USD), 1975-2008
E.
Remitansi
dan Real Exchange Rate
Produksi: Hasil output dari elsatisitas konstan
bersubsitusi (CES) yang ditingkat atas menengah dan menggabungkan nilai serta
menambahkan jumlah total,tingkat kedua jumlah total menengah adalah diperoleh
dengan menggabungkan semua produk dalam proprosi tetap (leontif struktur).
Income
distribution and absorption
merupakan pendapatan buruh dan pendapatan modal dialokasikan untuk rumah
tangga menurut distribusi koefesien tetap matriks permintaan konsumsi swasta
serta keputusan tenaga kerja yang diperoleh melalui maksimalisasi khusus fungsi
utilitas mengikuti sistem pengeluaran linier (LES) setelah nilai total konsumsi
swasta ditentukkan pemerintah dan permintaan investasi dipilah menjadi tuntutan
sektoral sesuai dengan fungsi koefisien tetap.
Perdagangan internasional : model ini diasumsikan
sebgai subsitusi sempurna antara asasl barang permintaan yang berbeda area
geografis, produsen mengalokasikan keluaran mereka ke pasar domestik atau
asing. Neraca keseimbangan pembayaran ditentukan oleh kesetaraan tabungan asing
dengan nilai dari transaksi berjalan.peningkatan impor permintaan misalnya
liberalisasi perdagangan harus dibiayai oleh peningkatan ekspor dan ini dapat
diperluas untuk meningkatkan alokasi sumber daya.
Market Labour:
buruh dibagi menjadi dua kategori terampil dan tidak terampil. Kategori ii
dianggap masukan sempurna disubsitusikan dalam proses produksi. Pasar tenaga
kerja terhadap keterampilan memiliki asumsi standar dalam permodelan CGE pada
kasus Jamaika, diasumsikan bahwa pasar tenaga kerja diasumsikan pertanian dan
non pertanian, pasokan modal adalah tetap dan tidak terampil ini berasal dari
maksimalisasi utilitas dimana individu memilih tingkat konsumsi yang optimal
yang optimal untuk kedua komoditas dan pada anggaran mereka.
Jadi kesimpulannya, Rein dalam kebijakan fiskal. Pengendalian fiskal merupakan salah satu dari alat pemerintah harus mencegah overheating dan menghindari apresiasi nilai tukar dalam konteks gelombang internasional pekerja pengiriman uang. Di luar penalaran teoritis dalam mendukung dari alat ini, perkiraan yang disajikan dalam makalah ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi pemerintah terhadap PDB akan terkait dengan apresiasi yang nyata. Namun juga harus dicatat bahwa kami perkiraan menunjukkan bahwa dampak dari variabel ini cenderung jauh lebih rendah dari dampak pengiriman uang. Dengan kata lain, penyesuaian diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar riil mungkin cukup besar dan Oleh karena itu dibatasi oleh pertimbangan ekonomi politik.
Jadi kesimpulannya, Rein dalam kebijakan fiskal. Pengendalian fiskal merupakan salah satu dari alat pemerintah harus mencegah overheating dan menghindari apresiasi nilai tukar dalam konteks gelombang internasional pekerja pengiriman uang. Di luar penalaran teoritis dalam mendukung dari alat ini, perkiraan yang disajikan dalam makalah ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi pemerintah terhadap PDB akan terkait dengan apresiasi yang nyata. Namun juga harus dicatat bahwa kami perkiraan menunjukkan bahwa dampak dari variabel ini cenderung jauh lebih rendah dari dampak pengiriman uang. Dengan kata lain, penyesuaian diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar riil mungkin cukup besar dan Oleh karena itu dibatasi oleh pertimbangan ekonomi politik.
Batasi
penggunaan operasi sterilisasi. konteks adalah sejauh mana negara harus mencoba
untuk mensterilkan pengiriman uang arus masuk. Sterilisasi dapat didefinisikan
sebagai pertukaran Pemerintah kertas untuk mata uang asing sehingga basis
moneter adalah terisolasi dari arus pengiriman uang (lainnya sterilisasi-jenis
kebijakan akan mencakup peningkatan persyaratan cadangan pada semua atau
dipilih
bagian dari deposito bank).
Sterilisasi operasi bisa efektif jika digunakan dalam jangka pendek, tetapi
mungkin terbukti tidak layak jika diperlukan pada berkelanjutan dasar untuk dua
alasan utama. Pertama, besarnya pengiriman uang akan membuat kuasi-fiskal biaya
sterilisasi ini mengalir dapat dipertahankan. Besar arus masuk pengiriman uang,
ditambah dengan Latin Spread Amerika bahwa untuk rentang 10 negara top menerima
dari 141 basis poin (bp) di Meksiko untuk hampir 300 bp di Jamaika akan pada
kenyataannya membuat alternatif ini sangat mahal (ke titik yang bahkan dengan
asumsi tidak ada tekanan pada tingkat suku bunga dalam negeri, di nomor negara
biaya sterilisasi arus masuk secara penuh akan diukur dalam sepersepuluh poin
persentase). Kedua, sterilisasi akan mungkin meletakkan tekanan pada suku bunga
domestik-sesuatu yang mungkin menarik jenis lain dari arus masuk untuk mencari
pengembalian yang tinggi, dan ini pada gilirannya akan menempatkan lebih banyak
tekanan pada nilai tukar. Dalam hal ini, jika sterilisasi diterapkan tanpa
penyesuaian fiskal (yaitu, ketat uang ditambah kebijakan fiskal longgar) tidak
akan mungkin untuk mengamati apresiasi lebih lanjut.
Mikroekonomi
intervensi. Meskipun dorong tanggapan terhadap lonjakan arus masuk modal dari
setiap jenis (termasuk pengiriman uang) dapat diharapkan untuk berada di arena
kebijakan makro, ada sejumlah mikroekonomi intervensi pemerintah dapat
menerapkan. Itu Pembahasan dalam Pengiriman uang dan bagian Bursa Nyata Tingkat
disarankan bahwa kekakuan dalam pasar tenaga kerja dan produk dapat memberikan
kontribusi untuk apresiasi yang nyata dalam konteks ini karena
Balassa-Samuelson jenis argumen. Dengan demikian, upaya yang ditujukan untuk
membuat pasar domestik lebih efisien juga dapat mengurangi tekanan nilai tukar.
Lebih umum, mikroekonomi intervensi yang membuat perekonomian lebih kompetitif
agak bisa mengimbangi tekanan nilai tukar riil.
Pertimbangkan pergeseran dari pajak gaji untuk
pajak nilai tambah (PPN) atau penjualan pajak. Seperti yang didokumentasikan
dalam bab 5 dari buku ini, pengiriman uang tampaknya memiliki dampak negatif
terhadap penawaran tenaga kerja, sesuatu yang pada gilirannya dapat memperburuk
tingkat apresiasi nilai riil dan kerugian daya saing ekonomi. Namun seperti
yang dibahas di atas, penurunan penggajian pajak, dikompensasikan dengan
kenaikan PPN atau pajak penjualan, muncul untuk melawan banyak efek yang tidak
diinginkan dari peningkatan pengiriman uang arus masuk.
Mengambil bersama-sama semua elemen dalam bab,
dan sampai batas yang penyesuaian fiskal dan intervensi mikroekonomi mungkin
tidak cukup untuk memperbaiki tekanan ke atas dalam nilai tukar riil, adalah
mungkin bahwa pembuat kebijakan Amerika Latin harus menerima beberapa penghargaan yang nyata,
terutama negara-negara dengan arus yang cukup besar. Hal
ini dapat menimbulkan kehilangan daya saing, tidak harus dilihat sebagai biaya
yang terkait dengan pengiriman uang melainkan, sebagai refleksi
dari perubahan kondisi yang dibawa oleh signifikan
pengiriman arus
uang.
F.
Peran
Remitansi Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Negara
Remitansi atau
pengiriman uang cenderung memiliki efek positif pada pertumbuhan pembangunan
dan pengurangan kemiskinan. Sebuah kebijakan yang dikeluarkan negara dapat
meningkatkan dampak pengembangan remitansi dengan menerapkan sejumlah kebijakan
yang dinamakan “pro growth”. Dalam
konteks yang lebih sederhana, pengaruh kebijakan domestik suatu negara sangat
berperan sentral untuk meregulasi pembangunan yang ingin dicapai sebuah negara.
Dalam hal remitansi,
ada empat hal utama yang menjadi complementary
kebijakan yang dibuat oleh negara, yaitu : pendidikan, peran kelembagaan,
sektor finansial, and macroecconomic
distortions
·
Pendidikan.
Pendidikan sangat
terikat erat dengan peningkatan ketrampilan dan penggunaan tekhnologi.
Pendidikan diartikan sebagai jembatan untuk melengkapi pertumbuhan suatu negara
atau terikat erat dengan pertumbuhan human
capital. Menurut laporan dari World Bank, Interaksi antara tekhnologi dan
ketrampilan sangat penting untuk menentukan tingkat produktivitas, pertumbuhan
dan pendapatan individu.
Pentingnya pendidikan
juga sangat terkait dengan dinamikan pertumbuhan global, dengan majunya tingkat
pendidikan akan membuat individu lebih mengenal perubahan global yang dimana
dapat menghasilkan pekerja yang peka terhadap perkembangan tekhnologi dalam
industri. Industri yang didominasi oleh kegiatan ekspor pada umumnya lebih
menyerap tenaga kerja lebih banyak dan lebih berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi individu maupun negara.
Mengapa faktor
pendidikan sangat terikat erat dengan Amerika Latin? Semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka arus pengiriman uang akan lebih bisa difokuskan pada investasi
yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
·
Peran Kelembagaan.
Kelembagaan/Lembaga
dipahami sebagai sebuah norma atau sekumpulan aturan yang memiliki kewenangan
untuk mengatur perilaku individu dan menerapkan aturan main untuk masyarakat
internasional. (North, 1999). Pentingnya lembaga dalam proses pembangunan telah
lama dipahami melalui tulisan-tulisan
Adam Smith.
Bagaimanapun juga, argumen
bahwa pertumbuhan meningkatkan kebijakan, termasuk bidang modal dan keterbukaan
perdagangan, cenderung efektif dimana
lembaga politik itu kuat. Jika peran kelembagaan
lemah maka tingkat remitansi yang digunakan untuk investasi cenderung sedikit.
·
Sektor Keuangan.
Sektor keuangan dapat
menjadi penting untuk mengidentifikasi proyek investasi yang menguntungkan dan memobilisasi
adanya saving atau tabungan sebagai akibat dari remitansi Jika penerima remitansi tidak ingin melakukan
kegiatan kewirausahaan (yang notabene sebagai aktivitas investasi riil), tapi
masih bersedia untuk menabung maka sektor keuangan yang baik dapat memfasilitasi
intermediasi antara individu dan mereka yang bersedia untuk mengambil resiko
dari investasi jangka panjang.
Aliran remitansi,
investasi (dan karena itu menyebabkan pertumbuhan) akan lebih tinggi di negara-negara
dengan sektor keuangan yang maju.
·
Macroeconomic
Distortions.
Mengikuti pendekatan di
Burnside dan Dollar (2000), faktor pelengkap untuk kebijakan yang dianggap sebagai potensi melengkapi dari
remitansi yang
berdampak pada pertumbuhan adalah hal yang terkait distorsi
kebijakan makroekonomi. Semakin besar distorsi, semakin rendah insentif penerima remitansi untuk harus berinvestasi. Sebagai
indikator kebijakan makroekonomi, indeks makroekonomi ialah keterbukaan
perdagangan, inflasi, dan konsumsi pemerintah.
(Lihat gambar 10.4),
dalam Gambar 10.4 terdapat plot indeks kebijakan berdasarkan tiap kawasan untuk
periode 1996-2000 dan 2001-2005. Indeks ini dibuat sedemikian rupa sehingga
nilai-nilai yang lebih tinggi (mendekati 0)
memiliki makna wilayah yang dimaksud menerapkan kebijakan makroekonomi
yang lebih baik. Angka ini menunjukkan sekali lagi bahwa Amerika Latin “cenderung
bisa”untuk meningkatkan distorsi ekonomi makro. Hal ini seharusnya tidak mengejutkan mengingat
Amerika Latin memiliki tingkat keterbukaan perdagangan yang rendah.
Gambar
10.
Pada kesimpulannya, remitansi dapat
ditujukan untuk meningkatkan investasi dan meningkatkan pertumbuhan
pembangunan di negara-negara dengan
tingkat “human capital” yang tinggi,
kelembagaan yang kuat, dan keluaran kebijakan negara yang kondusif dimana hal
ini ditujukan dengan sinergi kebijakan yang mendukung arus remitansi
Untuk memaksimalkan dampak remitansi
terhadap pembangunan, negara-negara perlu
mempertahankan kebijakan makroekonomi yang sehat, meningkatkan
pengembangan sumber daya manusia, dan
memperkuat kelembagaan terkait remitansi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di atas dapat
disimpulkan :
1.
Bahwa pentingnya remitansi berada pada
negara pengirim buruh migran dan bagaimana pengelolaan remitansi ini bergantung
dari tingkat SDM penerima remitansi.
2.
Negara – negara di Amerika latin lebih
memilih Amerika Serikat untuk bermigrasi dan bekerja. Para buruh migran yang
berasal dari Amerika Latin ini tidak hanya bekerja tetapi, turut serta membawa
anggota keluarga mereka dan menetap di Amerika Serikat.
3.
Manfaat remitansi dari sisi makroekonomi
dan mikroekonomi berdampak positif untuk mengurangi kemiskinan di Amerika latin
4.
Pengiriman remiten melalui bank atau
lembaga keuangan lainnya berdampak positif bagi pembangunan keuangan negara di
Amerika Latin.
5.
Remitansi tidak bisa meningkatkan anilai
tukar mata uang asing
6.
Remitansi bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan investasi di negara pengirim buruh migran
DAFTAR
PUSTAKA
Acosta, Pablo, Pablo
Fajnzylber and J. Humberto Lopez.2008, How Important Are Remittances in Latin
America, World Bank, Washington.
Calderon, Cesar, Pablo Fajnzylber
and J. Humberto Lope. 2008, Remittances and Growth : The Role of
Complementary Policies, World Bank, Washington.
Fajnzylber, Pablo,
Pablo Acosta, Cesar Calderon, and J. Humberto Lopez. 2008, Do Remittances Lower Poverty Levels in Latin America, World Bank,
Washington.
Lopez, J Humberto, Luis
Molina and Mauirizio Bussolo. 2008, Remittances,
The Real Exchange Rate, and The Dutch Disease Phenomenon, World Bank,
Washington.
Ozden, Cagkar and Yoko
Niimi. 2008, Migration and Remittances in
Latin America : Patterns and Determinants, World Bank, Washington.
Peria, Maria Soledad Martinez,
Yira Mascaro and Florencia Moizeszowicz. 2008, Do Remitatances Affect Recipient Cpuntries Financial Development, World
Bank, Washington.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar