Minggu, 30 Desember 2012

pembangunan dan remitansi di Amerika Latin

BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Aliran remitansi di Amerika Latin telah melampaui angka US$52 milyar dolar pada 2006. Membuat remitansi muncul sebagai hal yang patut dibandingkan dengan FDI, dan bahkan telah melebihi ODA (official development assistance). Selain itu, Amerika Latin menjadi daerah terbesar penerima remitansi baik dalam volume dan per kapitanya. Dengan hal tersebut, muncul pertanyaan apakah aliran remitansi berpengaruh pada perubahan level kemiskinan di Amerika Latin, dan apakah hal tersebut dipicu oleh migrasi yang secara umum mengakibatkan aliran remitansi? Bagaimana pemerintah mengembangkan kebijakan untuk mengatasi negara yang mendapat aliran remitansi,? Serta bagaimana dampak saat ini remitansi di Amerika Latin, dan bagaimana cara untuk meningkatkan hal tersebut?.
            Tumbuhnya remitansi dari 31 US$ menjadi US$ 220 dalam kurun waktu 1990-2006 di negara negara berkembang, seperempatnya mengalir ke Amerika Latin dan menjadi objek yang menarik bagi para peneliti untuk melihat lebih jauh mengenai dampak hal tersebut dalam pembangunan. dampak  remitansi secara di setiap negara ataupun wilayah memiliki perbedaan seperti dalam sosial ekonomi dan latar belakang para migran dari remitansi di berbagai negara menjadi salah satu hal yang menyebabkan masih belum dapat diketahui bagaimana dampak perkembangan remitansi saat ini. Hingga pertanyaan – pertanyaan tersebut terus berkembang, apakah memang peran remitansi bagi pembangunan di Amerika Latin cukup signifikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pentingnya Remitansi di Amerika Latin?
2.      Bagaimana pola dan determinan migrasi di Amerika Latin?
3.      Apakah remitansi dapat mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika latin?
4.      Apa dampak remitansi terhadap pembangunan keuangan negara?
5.      Bagaimana keterkaitan remitansi dengan real exchange rate?
6.      Bagaimana peran remitansi dalam pertumbuhan perekonomian negara?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pentingnya remitansi di Amerika Latin
2.      Untuk Mengetahui pola dan determinan migrasi di Amerika Latin
3.      Untuk mengetahui pengaruh remiten dalam mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika Latin
4.      Untuk mengetahui dampak remitansi terhadap pembangunan keuangan negara
5.      Untuk mengetahui keterkaitan remitansi dan real exchange rate
6.      Untuk mengetahui peran remitansi dalam pertumbuhan perekonomian negara























BAB II
Pembahasan

A.    Pentingnya Remitansi di Amerika Latin
                Salah satu dampak pendorong dari adanya migrasi ke daerah luar adalah adanya faktor ekonomi yang membuat pihak migran merasa keadaan di luar daerahnya adalah sebuah pilihan utama untuk melakukan migrasi. Dalam keadaan sebagai migran peran dukungan bagi keluarga di daerah asal kerap menjadi motif utama dari para imigran untuk menjadikan alasannya melakukan migrasi menjadi faktor utama migrasi yang di lakukan.
            Ketika bantuan bagi keluarga yang berada di daerah asal migran terus mengalir keadaan ekonomi menjadi sebuah keadaan baru yang terus bergerak, pada tahap ini ekonomi dari negara mungkin dapat terbantu dengan adanya remitansi namun di lain puhak hal ini menjadi beban bagi negara yang menjadi asal tujuan migran karena beban yang di keluarkan untuk menjamin keadaan dari migran yang ada. Keadaan ini menjadi dilema bagi keadaan remitansi sendiri di mana pada negara yang menerima remitansi hal tersebut dapat menjadi sebuah pendapatan namun bagi negara yang mengeluarkan pendanaan bagi migran hal tersebut malah menjadi beban bagi penjaminan keadaan migran.
         Dalam beberapa hal keadaan negara yang memiliki tingkat tenaga kerja besar dapat menerima keuntungan melalui remitansi namun keadaan ini seperti tidak ada artinya jika di amati dalam segi masyarakat.  Pada contoh negara di Amerika Latin keadaan remitansi sepertinya menjadikan sebuah indikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi , bagi masyarakat yang mampu menerima tambahan dari keluarga yang berada di wilayah migran hal ini menunjukan keadaan keluarga tersebut mengalami peningkatan kualitas dan memiliki SDM yang baik. Sedangkan pada masyarakat yang tidak memiliki SDM berkualitas yang mampu bekerja di luar negeri hal ini menjadikan keluarga mereka hidup dalam kemiskinan dan tidak bisa merasakan dari keuntungan remitansi.

B.     Pola dan Determinan Migrasi di Amerika Latin
Faktor utama yang mempengaruhi arus remitan adalah karakteristik migran, motif melakukan migrasi termasuk tingkat skill yang dimiliki. Migrasi dalam asek ekonomi dan sosial merupakan masalah utama pembangunan bagi sebagian besar negara di dunia, seperti di Amerika Latin dan Karibia. Untuk negara negara kecil, seperti Tonga dan Moldova, remitan menjadi penyumbang terhadap GDP negara.Negara negara lainnya pun seperti Srilangka, bangladesh dan Filipina yang mempunyai migran di luar negeri pun selama bertahun tahun dapat mengumpulkan tabungan untuk investasi masa depan. Begitu juga dengan negara negara besar seperti India, Korea, Taiwan yang beberapa tenaga kerja berpendidikan tinggi juga melakukan migrasi selama tiga dekade terakhir juga dapat mengaplikasikan manajemen ekonomi yang di adopsi dari negara dimana migran bermigrasi dengan manajemen asli negara. sedangkan bagi bangsa eropa, seperti turki, yugoslavia dan negara negara afrika utara migrasi merupakan tantangan bdaya yang kompleks. Perbedaan karakterstik migran antara amerika tengah dan latin dengan migran asal Amerika selatan sebagai berikut : usia migran Amerika latin  jauh lebih muda, migran berpendidikan rendah dan low skill, banyak yang berstatus imigran gelap/illegal, sifat migrasi permanen dan kecenderungan membawa keluarganya, tjuan utama migrasi ke Amerika Serikat. Sedangkan migran asal Amerika selatan usia migran lebih tua, berpendidikan tinggi, berstatus sah/legal, sifat migrasi sementara dan sebagian besar tujuan migran ke Eropa dan dilatarbelakangi juga karena hubungan etnis atau budaya.
Pola migarasi negara negara di amerika latin pun telah bergeser, dimana yang sebelumnya para migran memilih untuk bermigrasi ke wilayah eropa dan asia, kini migran amerika latin lebih memilih untuk bermigras ke wilayah amerika serikat. Hal ni dikarenakan aspek geografis amerika latin dan amerika serikat berdekatan, akses jaringan sosial lebih mudah dan proses asimilasi sosial serta ekonomi yang lebih mudah dijangkau di amerika serikat. Dengan banyaknya migran Amerika Latin berpendidikan tinggi yang melakukan migrasi ke Amerika serikat dengan motiv mencari pekerjaan maupun melakukan pendidikan sejak kanak kanak menyebabkan Amerika latin mengalami Brain drain yang akhirnya merupakan masalah yang serius bagi Amerika Latin dalam developmentnya disamping arus remitan yang didapat. 
C.    Remitansi dan Tingkat Kemiskinan di Amerika Latin

Remitansi memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan masalah kemiskinan. Remitansi menjadi salah satu sumber pendapatan yang membantu bagi peningkatan perekonomian. Namun untuk mencapai pada kesimpulan mengenai bagaimnan signifikansi remitansi terhadap pengurangan tingkat kemiskinan perlu menelusuri berbagai hal tidak semata terfokus pada peningkatan pendapatan, tetapi pada hal lain yang juga terkait dengan isu kemiskinan seperti kesenjangan. Kesenjangan menjadi isu yang tidak bisa dilepaskan dari permasalahan kemiskinan. Selain itu demografi penduduk juga berpengaruh terhadap kesimpulan akhir, seperti tingkat pendidikan, sebaran penduduk di dalam stratifikasi ekonomi, golongan bawah, menengah dan atas. Dalam melihat signifikansi tersebut di dalam pembahasan ini menggunakan 2 pendekatan, yakni pendekatan mikroekonomi serta makroekonomi

Pendekatan Mikroekonomi : Remitansi, Kemiskinan, dan Kesenjangan
            Dalam pendekatan mikroekonomi terkait remitansi, kemiskinan dan juga kesenjangan, melihat bagaimana keterkaitan ketiga hal tersebut. Secara sederhana keterkaitan remitansi dengan kemiskinan dalam hal peningkatan pendapatan, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah masyarakat yang tergolong mengalami kemiskinan ekstrem (USD 1/hari)  dan moderat (USD 2/hari) mengalami penurunan di seluruh negara di Amerika Latin dan juga Karibia. Namun dengan jumlah atau signifikansi yang berbeda dalam pengurangan jumlah kemiskinan tersebut. Dimana jumlah yang cukup signifikan terjadi di El Slavador dan Republik Dominika.

           
Tabel 1. Poverty Head Counts Before and After Remitansis







Tetapi hasil yang berbeda akan ditemui terkait dengan isu kesenjangan di dalam masyarakat. Dimana tingkat kesenjangan tersebut diukur menggunakan Gini Coeficient yang mana semakin tinggi indeksnya berarti kesenjangan di dalam masyarakat tersebut semakin tinggi. Selain Nikaragua dan Peru, data dibawah menunjukkan bahwa distribusi total income beserta remitansi lebih merata dibandingkan distribusi non-remitansi.

Tabel 2. Income Gini Coefficient Before and After Remitansis

      Kondisi seperti itu terjadi,  sebab di negara – negara Karibia dimana migrasi terjadi pada tenaga kerja semi – skilled, dan inilah yang justru meningkatkan indeks kesenjangan mengingat arus remitansi yang masuk menuju golongan menengah sedang di golongan bawah tidak ada peningkatan pendapatan yang cukup berarti yang mana kelompok masyarakat yang tergolong mengalami kemiskinan ekstrem jumlahnya tidak banyak mengalami penurunan dan begitupun pada kelompok masyarakat yang tergolong miskin. Sedangkan di negara seperti Meksiko yang tenaga kerja migrannya di dominasi tenaga kerja low skilled, indeks kesenjangan di negara tersebut justru mengalami penurunan, dengan jumlah golongan masyarakat miskin ekstrem dan miskin mengalami banyak penurunan. Dan melihat lebih jauh dalam pembangunan di level mikro, maka meningkatnya pendapatan masyarakat ini berpengaruh positif terhadap belanja kebutuhan seperti pendidikan yang meningkat utamanya di negara yang mengirimkan tenaga kerja semi skilled, dimana ini menjadi masalah baru ketika para tenaga kerja terampil tersebut justru melakukan migrasi untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih baik, sehingga di dalam negeri terjadi brain drain.
Pendekatan Makroekonomi: Kesenjangan dan Dampak Kemiskinan
Pada pendekatan makroekonomi, mengkaji sejauh mana dampak remitansi terhadap kesenjangan dan juga pengurangan kemiskinan. Seperti pada umumnya dampak remitansi di dunia. Studi di Amerika latin mengenai remitansi , kesenjangan dan pengurangan jumlah kemiskinan memperoleh kesimpulan yang berbeda di setiap negara. Di sebuah negara remitansi dapat mereduksi kemiskinan dan menurunkan tingkat kesenjangan ataupun dampaknya tidak signifikan. Di negara lain remitansi bahkan bisa meningkatkan tingkat kesenjangan dan lainnya. Hal ini juga tidak terlepas dari demografi penduduk, level pembangunan yang telah dicapai oleh negara, distribusi rumah tangga penerima remitansi. Beberapa hal tersebut saling berpengaruh dimana keseluruhan itu juga akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan terkait motifasi untuk melakukan investasi yang mana hal tersebut berdampak luas, elastisitas kemiskinan atau kemungkinan untuk mengentaskan dari kemiskinan, kerentanan masyarakat akan kemiskinan dari ketergantungan pada remitansi mengingat jumlahnya yang besar dan sering menjadi sumber pendapatan utama.
               Jadi kesimpulannya proses migrasi dan remitansi secara umum berdampak signifikan dalam mereduksi tingkat kemiskinan di Amerika Latin. Dengan berbagai hal lain yang perlu menjadi perhatian khusunya di dalam makroekonomi seperti pencapaian level pembangunan negara untuk mereduksi ataupun dampak negatif yang mungkin terjadi dari remitansi seperti kerentanan masyarakat akan kemiskinan dan lainnya.
D.    Remitansi dalam Pembangunan Keuangan Negara
Pengiriman uang, dana yang diterima dari migran bekerja di luar negeri, ke negara-negara berkembang telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir dari US $ 3,3 miliar pada tahun 1975 untuk menutup US $ 338.000.000.000 pada tahun 2008. Mereka telah menjadi sumber terbesar kedua pembiayaan eksternal untuk negara-negara berkembang setelah investasi asing langsung (FDI) dan mewakili sekitar dua kali jumlah bantuan resmi yang diterima . Sehubungan dengan arus modal swasta, pengiriman uang cenderung stabil dan meningkat selama periode kemerosotan ekonomi dan bencana alam. Selain itu, sementara lonjakan arus masuk, termasuk aliran bantuan, dapat mengikis daya saing suatu negara, pengiriman uang tampaknya tidak memiliki efek samping.
 Banyak pembuat kebijakan melakukan penelitian bagaimana peningkatan volume dan stabilitas remiten ke negara – negara berkembang, banyak penelitian menganalisis dampak pembangunan dalam berbagai dimensi termasuk kemiskinan, ketimpangan pertumbuhan, pendidikan, kematian bayi dan kewirausahaan. Akan tetapi, dengan indikator tersebut dapat mempromosikan pengembangan keuangan dari perolehan remiten di negara penerima. Namun, masalah ini penting karena sistem keuangan melakukan sejumlah fungsi ekonomi kunci dan perkembangan mereka telah ditunjukkan untuk mendorong pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan. Selain itu, pertanyaan ini relevan karena beberapa pihak berpendapat bahwa perbankan penerima remiten akan membantu dampak arus remitansi terhadap pembangunan.
Apakah dan bagaimana pengiriman uang dapat mempengaruhi pembangunan keuangan perbankan khususnya-adalah apriori tidak jelas. Di satu sisi, uang ditransfer melalui lembaga keuangan mungkin membuka jalan bagi penerima permintaan dan mendapatkan akses ke produk keuangan dan jasa lainnya. Sebagai manfaat tambahan, menyediakan layanan remitansi transfer memungkinkan bank untuk "mengenal" dan menjangkau penerima unbanked atau penerima dengan intermediasi keuangan yang terbatas. Misalnya, pengiriman uang mungkin memiliki dampak positif pada pengembangan pasar kredit jika bank menjadi lebih bersedia untuk memperpanjang kredit kepada penerima uang transfer karena transfer yang mereka terima dari luar negeri yang dianggap signifikan dan stabil (misalnya, berfungsi sebagai jaminan, setidaknya secara informal). Namun, bahkan jika kredit perbankan kepada penerima remiten tidak terwujud, kredit secara keseluruhan dalam perekonomian bisa meningkat jika dana lonjakan pinjaman bank sebagai akibat dari deposito terkait dengan arus pengiriman uang.
Selain itu karena pengiriman uang yang sangat besar, penerima mungkin memiliki kebutuhan untuk produk – produk keuangan yang memungkinkan untuk penyimpanan dana yang aman, bahkan jika sebagian besar dana tersebut tidak diterima melalui bank. Dalam kasus keuangan rumah tangga dimana menerima pengiriman uang melalui bank, berpotensi untuk meningkatkkan produk bank lainnya lebih besar.

Di sisi lain, karena pengiriman uang dapat membantu mengendurkan kendala pembiayaan individu, mereka mungkin menyebabkan permintaan lebih rendah untuk kredit dan memiliki efek peredam pada pengembangan pasar kredit. Kenaikan remitansi juga tidak mungkin menerjemahkan dirinya menjadi peningkatan kredit ke sektor swasta jika arus malah disalurkan untuk membiayai pemerintah atau jika bank enggan untuk meminjamkan dan lebih memilih untuk memegang aset likuid. Akhirnya, pengiriman uang tidak dapat meningkatkan deposito bank jika mereka segera dikonsumsi atau jika penerima remitansi lembaga keuangan ketidakpercayaan dan lebih memilih cara lain untuk menyimpan dana.
Dua studi terbaru memberikan bukti yang mendukung hipotesis pertama. Mereka menunjukkan bahwa pengiriman uang memiliki dampak positif dan signifikan terhadap perkembangan keuangan. Menggunakan kota-data tingkat untuk Meksiko untuk tahun 2000, bahwa pengiriman uang yang berkaitan erat dengan luas perbankan yang lebih besar dan mendalam, meningkatkan jumlah cabang dan rekening per kapita dan rasio deposito terhadap PDB. Efek yang signifikan secara statistik dan ekonomis, dan kuat untuk endogenitas potensi pengiriman uang. Perkiraan paling konservatif menunjukkan bahwa satu-standar deviasi perubahan persentase rumah tangga yang menerima pengiriman uang-sekitar dua kali lipat dari rata-rata tingkat remitansi-menyebabkan peningkatan dari 1 cabang per 100.000 penduduk (terhadap rata-rata 1,79), 31 rekening per seribu penduduk (relatif terhadap rata-rata 42 rekening), dan peningkatan dari 3,4 poin persentase dalam deposit ratio / PDB (dibandingkan dengan rata-rata 4.2).
         Artikel ini menambah penelitian sebelumnya dengan menunjukkan bahwa kontribusi remitansi untuk pengembangan keuangan tidak spesifik ke Meksiko, tapi memegang di seluruh negara dan selama periode waktu yang lebih lama. Terlihat pada data pada arus pengiriman uang ke 109 negara berkembang selama 1975-2007 untuk meneliti hubungan antara pengiriman uang dan tingkat agregat deposito dan kredit intermediated oleh sektor perbankan lokal. Hal ini memberikan hubungan positif, signifikan, dan kuat antara pengiriman uang dan pengembangan keuangan di seluruh sampel besar negara-negara berkembang. Kedua temuan studi ini 'menambah jalur penting pengiriman uang melalui mana dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi penerima.

http://blogs.worldbank.org/files/allaboutfinance/remittances%281%29.jpg
Gambar. Arus masuk ke negara-negara berkembang (milyar USD), 1975-2008
E.     Remitansi dan Real Exchange Rate
Produksi: Hasil output dari elsatisitas konstan bersubsitusi (CES) yang ditingkat atas menengah dan menggabungkan nilai serta menambahkan jumlah total,tingkat kedua jumlah total menengah adalah diperoleh dengan menggabungkan semua produk dalam proprosi tetap (leontif struktur).
Income distribution and absorption merupakan pendapatan buruh dan pendapatan modal dialokasikan untuk rumah tangga menurut distribusi koefesien tetap matriks permintaan konsumsi swasta serta keputusan tenaga kerja yang diperoleh melalui maksimalisasi khusus fungsi utilitas mengikuti sistem pengeluaran linier (LES) setelah nilai total konsumsi swasta ditentukkan pemerintah dan permintaan investasi dipilah menjadi tuntutan sektoral sesuai dengan fungsi koefisien tetap.
Perdagangan internasional : model ini diasumsikan sebgai subsitusi sempurna antara asasl barang permintaan yang berbeda area geografis, produsen mengalokasikan keluaran mereka ke pasar domestik atau asing. Neraca keseimbangan pembayaran ditentukan oleh kesetaraan tabungan asing dengan nilai dari transaksi berjalan.peningkatan impor permintaan misalnya liberalisasi perdagangan harus dibiayai oleh peningkatan ekspor dan ini dapat diperluas untuk meningkatkan alokasi sumber daya.
Market Labour: buruh dibagi menjadi dua kategori terampil dan tidak terampil. Kategori ii dianggap masukan sempurna disubsitusikan dalam proses produksi. Pasar tenaga kerja terhadap keterampilan memiliki asumsi standar dalam permodelan CGE pada kasus Jamaika, diasumsikan bahwa pasar tenaga kerja diasumsikan pertanian dan non pertanian, pasokan modal adalah tetap dan tidak terampil ini berasal dari maksimalisasi utilitas dimana individu memilih tingkat konsumsi yang optimal yang optimal untuk kedua komoditas dan pada anggaran mereka.
           
Jadi kesimpulannya, Rein dalam kebijakan fiskal. Pengendalian fiskal merupakan salah satu dari alat  pemerintah harus mencegah overheating dan menghindari apresiasi nilai tukar dalam konteks gelombang internasional pekerja pengiriman uang. Di luar penalaran teoritis dalam mendukung dari alat ini, perkiraan yang disajikan dalam makalah ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi pemerintah terhadap PDB akan terkait dengan apresiasi yang nyata. Namun juga harus dicatat bahwa kami perkiraan menunjukkan bahwa dampak dari variabel ini cenderung jauh lebih rendah dari dampak pengiriman uang. Dengan kata lain, penyesuaian diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar riil mungkin cukup besar dan Oleh karena itu dibatasi oleh pertimbangan ekonomi politik.
            Batasi penggunaan operasi sterilisasi. konteks adalah sejauh mana negara harus mencoba untuk mensterilkan pengiriman uang arus masuk. Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai pertukaran Pemerintah kertas untuk mata uang asing sehingga basis moneter adalah terisolasi dari arus pengiriman uang (lainnya sterilisasi-jenis kebijakan akan mencakup peningkatan persyaratan cadangan pada semua atau dipilih bagian dari deposito bank). Sterilisasi operasi bisa efektif jika digunakan dalam jangka pendek, tetapi mungkin terbukti tidak layak jika diperlukan pada berkelanjutan dasar untuk dua alasan utama. Pertama, besarnya pengiriman uang akan membuat kuasi-fiskal biaya sterilisasi ini mengalir dapat dipertahankan. Besar arus masuk pengiriman uang, ditambah dengan Latin Spread Amerika bahwa untuk rentang 10 negara top menerima dari 141 basis poin (bp) di Meksiko untuk hampir 300 bp di Jamaika akan pada kenyataannya membuat alternatif ini sangat mahal (ke titik yang bahkan dengan asumsi tidak ada tekanan pada tingkat suku bunga dalam negeri, di nomor negara biaya sterilisasi arus masuk secara penuh akan diukur dalam sepersepuluh poin persentase). Kedua, sterilisasi akan mungkin meletakkan tekanan pada suku bunga domestik-sesuatu yang mungkin menarik jenis lain dari arus masuk untuk mencari pengembalian yang tinggi, dan ini pada gilirannya akan menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai tukar. Dalam hal ini, jika sterilisasi diterapkan tanpa penyesuaian fiskal (yaitu, ketat uang ditambah kebijakan fiskal longgar) tidak akan mungkin untuk mengamati apresiasi lebih lanjut.
            Mikroekonomi intervensi. Meskipun dorong tanggapan terhadap lonjakan arus masuk modal dari setiap jenis (termasuk pengiriman uang) dapat diharapkan untuk berada di arena kebijakan makro, ada sejumlah mikroekonomi intervensi pemerintah dapat menerapkan. Itu Pembahasan dalam Pengiriman uang dan bagian Bursa Nyata Tingkat disarankan bahwa kekakuan dalam pasar tenaga kerja dan produk dapat memberikan kontribusi untuk apresiasi yang nyata dalam konteks ini karena Balassa-Samuelson jenis argumen. Dengan demikian, upaya yang ditujukan untuk membuat pasar domestik lebih efisien juga dapat mengurangi tekanan nilai tukar. Lebih umum, mikroekonomi intervensi yang membuat perekonomian lebih kompetitif agak bisa mengimbangi tekanan nilai tukar riil.
             Pertimbangkan pergeseran dari pajak gaji untuk pajak nilai tambah (PPN) atau penjualan pajak. Seperti yang didokumentasikan dalam bab 5 dari buku ini, pengiriman uang tampaknya memiliki dampak negatif terhadap penawaran tenaga kerja, sesuatu yang pada gilirannya dapat memperburuk tingkat apresiasi nilai riil dan kerugian daya saing ekonomi. Namun seperti yang dibahas di atas, penurunan penggajian pajak, dikompensasikan dengan kenaikan PPN atau pajak penjualan, muncul untuk melawan banyak efek yang tidak diinginkan dari peningkatan pengiriman uang arus masuk.
             Mengambil bersama-sama semua elemen dalam bab, dan sampai batas yang penyesuaian fiskal dan intervensi mikroekonomi mungkin tidak cukup untuk memperbaiki tekanan ke atas dalam nilai tukar riil, adalah mungkin bahwa pembuat kebijakan Amerika Latin harus menerima beberapa penghargaan yang nyata, terutama negara-negara dengan arus yang cukup besar. Hal ini dapat menimbulkan kehilangan daya saing, tidak harus dilihat sebagai biaya yang terkait dengan pengiriman uang melainkan,  sebagai refleksi dari perubahan kondisi yang dibawa oleh signifikan pengiriman arus uang.

F.     Peran Remitansi Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Negara
Remitansi atau pengiriman uang cenderung memiliki efek positif pada pertumbuhan pembangunan dan pengurangan kemiskinan. Sebuah kebijakan yang dikeluarkan negara dapat meningkatkan dampak pengembangan remitansi dengan menerapkan sejumlah kebijakan yang dinamakan “pro growth”. Dalam konteks yang lebih sederhana, pengaruh kebijakan domestik suatu negara sangat berperan sentral untuk meregulasi pembangunan yang ingin dicapai sebuah negara.
Dalam hal remitansi, ada empat hal utama yang menjadi complementary kebijakan yang dibuat oleh negara, yaitu : pendidikan, peran kelembagaan, sektor finansial, and macroecconomic distortions
·         Pendidikan.
Pendidikan sangat terikat erat dengan peningkatan ketrampilan dan penggunaan tekhnologi. Pendidikan diartikan sebagai jembatan untuk melengkapi pertumbuhan suatu negara atau terikat erat dengan pertumbuhan human capital. Menurut laporan dari World Bank, Interaksi antara tekhnologi dan ketrampilan sangat penting untuk menentukan tingkat produktivitas, pertumbuhan dan pendapatan individu.
Pentingnya pendidikan juga sangat terkait dengan dinamikan pertumbuhan global, dengan majunya tingkat pendidikan akan membuat individu lebih mengenal perubahan global yang dimana dapat menghasilkan pekerja yang peka terhadap perkembangan tekhnologi dalam industri. Industri yang didominasi oleh kegiatan ekspor pada umumnya lebih menyerap tenaga kerja lebih banyak dan lebih berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi individu maupun negara.
Mengapa faktor pendidikan sangat terikat erat dengan Amerika Latin? Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka arus pengiriman uang akan lebih bisa difokuskan pada investasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

·         Peran Kelembagaan.
Kelembagaan/Lembaga dipahami sebagai sebuah norma atau sekumpulan aturan yang memiliki kewenangan untuk mengatur perilaku individu dan menerapkan aturan main untuk masyarakat internasional. (North, 1999). Pentingnya lembaga dalam proses pembangunan telah lama dipahami  melalui tulisan-tulisan Adam Smith.
Bagaimanapun juga, argumen bahwa pertumbuhan meningkatkan kebijakan, termasuk bidang modal dan keterbukaan perdagangan, cenderung efektif dimana
lembaga politik itu kuat. Jika peran kelembagaan lemah maka tingkat remitansi yang digunakan untuk investasi cenderung sedikit.
·         Sektor Keuangan.
Sektor keuangan dapat menjadi penting untuk mengidentifikasi proyek investasi yang menguntungkan dan memobilisasi adanya saving atau tabungan sebagai akibat dari remitansi  Jika penerima remitansi tidak ingin melakukan kegiatan kewirausahaan (yang notabene sebagai aktivitas investasi riil), tapi masih bersedia untuk menabung maka sektor keuangan yang baik dapat memfasilitasi intermediasi antara individu dan mereka yang bersedia untuk mengambil resiko dari investasi jangka panjang.
Aliran remitansi, investasi (dan karena itu menyebabkan pertumbuhan) akan lebih tinggi di negara-negara dengan sektor keuangan yang maju.

·         Macroeconomic Distortions.
Mengikuti pendekatan di Burnside dan Dollar (2000), faktor pelengkap untuk kebijakan yang  dianggap sebagai potensi melengkapi dari remitansi yang
berdampak pada pertumbuhan adalah hal yang terkait distorsi kebijakan makroekonomi. Semakin besar distorsi, semakin rendah insentif  penerima remitansi untuk harus berinvestasi. Sebagai indikator kebijakan makroekonomi, indeks makroekonomi ialah keterbukaan perdagangan, inflasi, dan konsumsi pemerintah.
(Lihat gambar 10.4), dalam Gambar 10.4 terdapat plot indeks kebijakan berdasarkan tiap kawasan untuk periode 1996-2000 dan 2001-2005. Indeks ini dibuat sedemikian rupa sehingga nilai-nilai yang lebih tinggi (mendekati 0)  memiliki makna wilayah yang dimaksud menerapkan kebijakan makroekonomi yang lebih baik. Angka ini menunjukkan sekali lagi bahwa Amerika Latin “cenderung bisa”untuk meningkatkan distorsi ekonomi makro.  Hal ini seharusnya tidak mengejutkan mengingat Amerika Latin memiliki tingkat keterbukaan perdagangan yang rendah.

Gambar 10.








Pada kesimpulannya, remitansi dapat ditujukan untuk meningkatkan investasi dan meningkatkan pertumbuhan pembangunan  di negara-negara dengan tingkat “human capital” yang tinggi, kelembagaan yang kuat, dan keluaran kebijakan negara yang kondusif dimana hal ini ditujukan dengan sinergi kebijakan yang mendukung arus remitansi
Untuk memaksimalkan dampak remitansi terhadap pembangunan, negara-negara perlu  mempertahankan kebijakan makroekonomi yang sehat, meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, dan  memperkuat kelembagaan terkait remitansi.










BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan :
1.      Bahwa pentingnya remitansi berada pada negara pengirim buruh migran dan bagaimana pengelolaan remitansi ini bergantung dari tingkat SDM penerima remitansi.
2.      Negara – negara di Amerika latin lebih memilih Amerika Serikat untuk bermigrasi dan bekerja. Para buruh migran yang berasal dari Amerika Latin ini tidak hanya bekerja tetapi, turut serta membawa anggota keluarga mereka dan menetap di Amerika Serikat.
3.      Manfaat remitansi dari sisi makroekonomi dan mikroekonomi berdampak positif untuk mengurangi kemiskinan di Amerika latin
4.      Pengiriman remiten melalui bank atau lembaga keuangan lainnya berdampak positif bagi pembangunan keuangan negara di Amerika Latin.
5.      Remitansi tidak bisa meningkatkan anilai tukar mata uang asing
6.      Remitansi bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi di negara pengirim buruh migran












DAFTAR PUSTAKA

Acosta, Pablo, Pablo Fajnzylber and J. Humberto Lopez.2008,  How Important Are Remittances in Latin America, World Bank, Washington.
Calderon, Cesar, Pablo Fajnzylber and J. Humberto Lope. 2008, Remittances and Growth : The Role of Complementary Policies, World Bank, Washington.
Fajnzylber, Pablo, Pablo Acosta, Cesar Calderon, and J. Humberto Lopez. 2008, Do Remittances Lower Poverty Levels in Latin America, World Bank, Washington.
Lopez, J Humberto, Luis Molina and Mauirizio Bussolo. 2008, Remittances, The Real Exchange Rate, and The Dutch Disease Phenomenon, World Bank, Washington.
Ozden, Cagkar and Yoko Niimi. 2008, Migration and Remittances in Latin America : Patterns and Determinants, World Bank, Washington.
Peria, Maria Soledad Martinez, Yira Mascaro and Florencia Moizeszowicz. 2008, Do Remitatances Affect Recipient Cpuntries Financial Development, World Bank, Washington.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
International Relations University of Brawijaya Malang

Blogroll